Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Eid Mubarak 45: Remittance Flow dan Kemeriahan Idul Fitri

18 April 2024   21:40 Diperbarui: 18 April 2024   22:02 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perayaan Idul Fitri, momen suci bagi umat Islam, bukan hanya menyatukan keluarga, tetapi juga menjadi momentum penting dalam dinamika ekonomi global. Di balik keriaan dan kebersamaan dalam merayakan lebaran, terdapat fenomena ekonomi yang mendasar, yaitu aliran pengiriman uang (remittance) dari pekerja migran kepada keluarga mereka di kampung halaman. Dalam konteks ini, peran ekonomi migran bukan hanya menciptakan hubungan emosional, tetapi juga memberikan sumbangan signifikan terhadap perkembangan ekonomi lokal.

Aliran pengiriman uang migran (remittance flows) menjadi salah satu faktor utama dalam membentuk keseimbangan ekonomi domestik di banyak negara. Menurut Bank Dunia, pada tahun 2023, aliran pengiriman uang global diperkirakan mencapai sekitar 707 miliar dolar AS. Kontribusi ini tidak dapat diabaikan, terutama ketika kita membahas perayaan Idul Fitri. Di banyak negara dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh, perayaan Idul Fitri menjadi puncak aktivitas pengiriman uang migran.

Dari perspektif ekonomi, aliran pengiriman uang migran memiliki dampak yang luas. Pertama-tama, pengiriman uang ini membantu memperkuat daya beli keluarga penerima di negara asal. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2022, jumlah pengiriman uang ke Indonesia mencapai 12,9 miliar dolar AS, sebagian besar dari pekerja migran di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Uang yang dikirimkan ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk investasi jangka panjang, seperti pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, aliran pengiriman uang migran juga memiliki dampak positif terhadap sektor perbankan dan keuangan di negara penerima. Bank-bank lokal sering kali menjadi mitra dalam proses penerimaan dan penyaluran dana remittance. Hal ini meningkatkan likuiditas sektor perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, bank-bank sering kali menawarkan produk dan layanan khusus untuk masyarakat penerima remittance, seperti rekening tabungan dengan biaya rendah atau tanpa biaya administrasi.

Namun, di balik manfaatnya, aliran pengiriman uang migran juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu masalah yang sering muncul adalah biaya transaksi yang tinggi. Menurut data Bank Dunia, rata-rata biaya pengiriman uang internasional pada tahun 2022 adalah sekitar 6,5%. Biaya ini dapat menjadi beban tambahan bagi pekerja migran yang umumnya memiliki penghasilan terbatas. Upaya untuk mengurangi biaya transaksi perlu menjadi fokus dalam meningkatkan efisiensi aliran pengiriman uang migran.

Selain itu, terdapat juga risiko terkait dengan fluktuasi mata uang. Karena mayoritas pengiriman uang migran dilakukan dalam mata uang asing, perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi jumlah uang yang diterima oleh keluarga penerima di negara asal. Untuk mengurangi risiko ini, beberapa negara telah mengembangkan instrumen keuangan, seperti kontrak forward atau opsi mata uang, yang memungkinkan penerima untuk melindungi nilai uang yang diterima dari fluktuasi mata uang.

Dari perspektif teoritis, fenomena aliran pengiriman uang migran dapat dilihat melalui lensa teori ekonomi pembangunan. Teori ini menekankan pentingnya transfer modal dan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam konteks ini, aliran pengiriman uang migran dapat dianggap sebagai salah satu bentuk transfer modal dari negara-negara maju ke negara berkembang. Uang yang diterima oleh keluarga penerima dapat digunakan untuk menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang penting, seperti industri kecil dan mikro, pertanian, dan pendidikan.

Namun, untuk memaksimalkan dampak positif aliran pengiriman uang migran, diperlukan kebijakan yang tepat dari pemerintah. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memperkuat kerja sama internasional dalam mengatur biaya transaksi dan melindungi hak-hak pekerja migran. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat penerima remittance, sehingga mereka dapat mengelola dana yang diterima dengan lebih efektif.

Dengan demikian, aliran pengiriman uang migran memainkan peran penting dalam merangsang ekonomi lokal, terutama dalam konteks perayaan Idul Fitri. Meskipun memiliki tantangan yang perlu diatasi, potensi positifnya dalam memperkuat daya beli keluarga penerima dan mendukung sektor keuangan lokal sangatlah besar. Dengan kebijakan yang tepat, aliran pengiriman uang migran dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun