Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Keluarga (Terutama Ibu) Tunggal (138)

28 Februari 2024   10:55 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:05 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi Inklusif:

Pertumbuhan ekonomi inklusif menjadi krusial dalam memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh ibu tunggal dan keluarga mereka. Ini melibatkan:

  1. Pembukaan Akses terhadap Pekerjaan: Mendorong pembentukan lapangan kerja yang inklusif dan beragam, serta memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga ibu tunggal memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan yang layak.
  2. Perlindungan Sosial yang Meningkat: Meningkatkan akses ibu tunggal terhadap jaminan sosial, layanan kesehatan, dan pendidikan yang terjangkau, sehingga mereka dapat merasa lebih aman secara finansial dan terhindar dari risiko kemiskinan.
  3. Dukungan Kebijakan yang Tepat: Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang memperhatikan kebutuhan khusus ibu tunggal, seperti bantuan finansial, subsidi perumahan, dan layanan penitipan anak yang terjangkau.

Pertumbuhan ekonomi inklusif harus mengakomodasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga tunggal, terutama ibu tunggal, untuk memastikan bahwa mereka tidak tertinggal dalam proses pembangunan. Dengan langkah-langkah yang tepat, ibu tunggal dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka dan keluarga mereka, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif secara keseluruhan.


Pertumbuhan ekonomi inklusif dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi keluarga tunggal, terutama yang dipimpin oleh seorang ibu tunggal, dalam berbagai cara:

  1. Akses Kesempatan Kerja: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif sering kali menciptakan lebih banyak peluang kerja, baik dalam sektor formal maupun informal. Ini dapat memberikan kesempatan bagi ibu tunggal untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan layak, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi risiko kemiskinan.
  2. Akses ke Pendidikan dan Pelatihan: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat mendukung program pendidikan dan pelatihan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi keluarga tunggal. Dengan meningkatnya akses ini, ibu tunggal dapat meningkatkan keterampilan mereka atau memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan mobilitas sosial mereka.
  3. Akses ke Layanan Kesehatan dan Sosial: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat memperkuat sistem layanan kesehatan dan sosial, sehingga memberikan akses yang lebih baik bagi keluarga tunggal terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas dan layanan sosial yang mendukung, seperti bantuan keuangan, penitipan anak, atau bantuan psikologis.
  4. Perlindungan Sosial dan Jaminan Kesejahteraan: Pertumbuhan ekonomi inklusif dapat mendukung perluasan sistem perlindungan sosial yang meliputi bantuan tunai, subsidi perumahan, atau asuransi kesehatan. Hal ini dapat membantu mengurangi ketidakpastian finansial bagi keluarga tunggal dan memberikan jaminan kesejahteraan yang lebih baik, terutama dalam situasi ketidakstabilan ekonomi atau kehilangan pekerjaan.
  5. Akses ke Perumahan dan Infrastruktur: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat memfasilitasi pembangunan perumahan yang terjangkau dan infrastruktur yang diperlukan, seperti transportasi publik dan fasilitas umum. Ini dapat membantu keluarga tunggal, terutama yang memiliki keterbatasan finansial, untuk memperoleh akses yang lebih baik ke perumahan yang layak dan layanan penting.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi inklusif memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan keluarga tunggal, dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap kesempatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dan kesejahteraan keluarga.


Keluarga tunggal, terutama yang dipimpin oleh seorang ibu tunggal, memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif melalui berbagai cara:

  1. Partisipasi dalam Pasar Tenaga Kerja: Ibu tunggal yang aktif dalam mencari pekerjaan atau menjalankan usaha kecil dapat menjadi sumber daya manusia yang berharga bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan berpartisipasi aktif dalam pasar tenaga kerja, mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka, tetapi juga menghasilkan konsumsi dan meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
  2. Wirausaha dan Kewirausahaan: Banyak ibu tunggal yang menciptakan peluang ekonomi dengan memulai usaha kecil atau bisnis rumahan. Melalui inisiatif wirausaha mereka, mereka dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri dan mungkin juga bagi orang lain di komunitas mereka. Usaha kecil seperti toko kelontong, jasa penitipan anak, atau usaha kuliner rumahan tidak hanya mendukung kelangsungan hidup keluarga tunggal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian lokal.
  3. Pendidikan dan Pengasuhan Anak: Sebagai pembimbing utama bagi anak-anak mereka, ibu tunggal memiliki peran kunci dalam mempersiapkan generasi mendatang untuk berkontribusi secara positif terhadap ekonomi. Dengan memberikan akses pendidikan yang berkualitas dan dukungan emosional kepada anak-anak mereka, ibu tunggal dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang terampil dan terdidik yang akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di masa depan.
  4. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial dan Komunitas: Banyak ibu tunggal yang aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas, baik sebagai sukarelawan, pemimpin kelompok, atau anggota organisasi masyarakat. Melalui partisipasi mereka dalam kegiatan ini, mereka dapat memperluas jaringan sosial mereka, mendapatkan akses ke sumber daya dan peluang baru, serta memperjuangkan kepentingan keluarga tunggal dan komunitas mereka dalam agenda pembangunan ekonomi inklusif.
  5. Pengelolaan Keuangan yang Bijaksana: Ibu tunggal sering kali terampil dalam mengelola anggaran dan keuangan keluarga mereka dengan efisien. Dengan mengutamakan pengeluaran untuk kebutuhan primer dan mengembangkan kebiasaan menabung, mereka dapat menciptakan stabilitas finansial yang penting bagi pertumbuhan ekonomi inklusif, sambil juga memberikan contoh yang baik bagi anggota keluarga dan komunitas mereka.

Melalui kontribusi mereka dalam pasar tenaga kerja, wirausaha, pendidikan anak, partisipasi komunitas, dan pengelolaan keuangan, keluarga tunggal, terutama yang dipimpin oleh ibu tunggal, dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun