Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ; Lebih dari Sekedar Angka (1)

12 Februari 2024   10:40 Diperbarui: 14 Februari 2024   06:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan ekonomi inklusif adalah pendekatan untuk pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan angka-angka statistik seperti produk domestik bruto (PDB), tetapi juga memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil kepada semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu. Dalam konteks ini, inklusi mengacu pada pemberdayaan ekonomi bagi semua individu dan kelompok, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau demografis mereka.

Definisi ini menekankan pentingnya mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta memastikan akses yang setara terhadap peluang ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan sumber daya lainnya bagi semua anggota masyarakat. Pembangunan ekonomi inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam ekonomi, tanpa adanya diskriminasi atau hambatan yang tidak adil.

Langkah-langkah yang diambil dalam pembangunan ekonomi inklusif dapat meliputi kebijakan redistribusi yang adil, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, promosi kewirausahaan di kalangan masyarakat yang kurang mampu, serta peningkatan akses terhadap infrastruktur dan layanan publik. Prinsip ini menekankan pentingnya memperhitungkan keberagaman dan kebutuhan berbagai kelompok masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi, sehingga memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sering kali dianggap sebagai penanda keberhasilan sebuah negara. Namun, lebih dari sekadar angka-angka statistik yang menunjukkan kenaikan produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi yang sehat harus diukur dengan lebih dari sekadar angka-angka itu. Pentingnya pembangunan ekonomi inklusif tidak boleh diabaikan, karena hal ini mencerminkan kemakmuran yang sejati dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat. Disini akan dibahas mengenai pentingnya pembangunan ekonomi inklusif, di mana manfaat dari pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil kepada semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu.

Pertama-tama, adalah penting untuk memahami bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi antara berbagai kelompok masyarakat. Ketika hanya sebagian kecil dari populasi yang menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi, sementara sebagian besar tetap terpinggirkan, maka akan terjadi polarisasi yang merugikan bagi stabilitas sosial dan politik suatu negara. Ini dapat menghasilkan ketidakpuasan, ketegangan, dan bahkan konflik sosial yang berpotensi merusak keseluruhan struktur sosial dan ekonomi.

Kedua, pembangunan ekonomi inklusif menciptakan peluang yang lebih luas bagi partisipasi ekonomi dari berbagai kelompok masyarakat. Ketika semua warga memiliki akses yang setara terhadap sumber daya, pelatihan, dan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka secara ekonomi, maka hal ini akan meningkatkan mobilitas sosial dan mengurangi kesenjangan dalam pendapatan. Ini juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan sejahtera, di mana keberagaman dihargai sebagai aset, bukan sebagai hambatan.

Ketiga, pembangunan ekonomi inklusif tidak hanya menguntungkan individu-individu secara langsung, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara keseluruhan. Ketika lebih banyak orang memiliki daya beli yang lebih tinggi, ini akan mendorong permintaan domestik untuk barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat mendorong investasi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Dengan demikian, pembangunan ekonomi inklusif bukan hanya tentang keadilan sosial, tetapi juga tentang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mendorong pembangunan ekonomi inklusif termasuk kebijakan redistribusi yang adil, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, promosi kewirausahaan di kalangan masyarakat yang kurang mampu, serta memastikan akses yang setara terhadap infrastruktur, layanan keuangan, dan pasar tenaga kerja. Selain itu, penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah untuk bekerja sama dalam membangun kemitraan yang kuat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dengan demikian, pembangunan ekonomi inklusif bukanlah hanya sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan untuk mencapai kemakmuran yang berkelanjutan bagi semua warga suatu negara. Dengan memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil kepada semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, stabil, dan sejahtera bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun