Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Money Politik Tidak Berpengaruh (?)

26 Januari 2024   21:06 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Pemilih dalam pemilu dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa tipologi, yang mencerminkan perbedaan karakteristik, sikap, dan perilaku politik mereka. Berikut adalah beberapa tipologi pemilih dalam pemilu:

  1. Pemilih Berdasarkan Afiliasi Partai:

    • Loyalis Partai: Pemilih yang cenderung setia pada satu partai politik dan memilih kandidat dari partai tersebut secara konsisten.
    • Pemilih Tidak Tetap: Pemilih yang tidak memiliki afiliasi partai tetap dan mungkin memilih berdasarkan isu-isu atau kandidat tertentu.
  2. Pemilih Berdasarkan Ideologi:

    • Konservatif: Pemilih yang cenderung mendukung kebijakan dan nilai-nilai yang bersifat tradisional dan konservatif.
    • Progresif: Pemilih yang lebih cenderung mendukung perubahan dan kebijakan yang bersifat progresif atau liberal.
  3. Pemilih Berdasarkan Isu-isu Tertentu:

    • Pemilih Lingkungan: Pemilih yang memprioritaskan isu-isu lingkungan dan cenderung memilih kandidat yang berkomitmen pada keberlanjutan.
    • Pemilih Ekonomi: Pemilih yang lebih fokus pada isu-isu ekonomi, seperti lapangan kerja, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
  4. Pemilih Berdasarkan Demografi:

    • Pemilih Muda: Pemilih dalam kelompok usia muda yang mungkin memiliki prioritas dan pandangan yang berbeda dibandingkan kelompok usia lainnya.
    • Pemilih Senior: Pemilih yang berusia lanjut yang mungkin lebih fokus pada isu-isu seperti pelayanan kesehatan dan keamanan sosial.
  5. Pemilih Berdasarkan Geografi:

    • Pemilih Urban: Pemilih yang tinggal di kota besar dan mungkin memiliki prioritas dan kekhawatiran yang berbeda dibandingkan pemilih di daerah pedesaan.
    • Pemilih Pedesaan: Pemilih yang tinggal di daerah pedesaan dan mungkin lebih memperhatikan isu-isu pertanian atau infrastruktur lokal.
  6. Pemilih Berdasarkan Tingkat Pendidikan:

    • Pemilih Terdidik Tinggi: Pemilih yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan cenderung mencari informasi lebih mendalam sebelum membuat keputusan.
    • Pemilih Terdidik Rendah: Pemilih dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah dan mungkin dipengaruhi oleh pesan-pesan kampanye yang lebih sederhana.
  7. Pemilih Berdasarkan Partisipasi Politik:

    • Pemilih Aktif: Pemilih yang secara aktif terlibat dalam proses politik, seperti mengikuti debat, kampanye, dan kegiatan politik lainnya.
    • Pemilih Pasif: Pemilih yang kurang terlibat dan mungkin membuat keputusan berdasarkan informasi yang lebih umum atau permukaan.
  8. Pemilih Berdasarkan Identitas Agama atau Etnis:

    • Pemilih Berdasarkan Agama: Pemilih yang keputusannya dapat dipengaruhi oleh faktor agama dan kebijakan yang sejalan dengan keyakinan keagamaan mereka.
    • Pemilih Berdasarkan Etnis: Pemilih yang cenderung memilih berdasarkan identitas etnis atau budaya mereka.

Perlu diingat bahwa tipologi ini bersifat umum, dan banyak pemilih dapat termasuk dalam beberapa kategori sekaligus. Pemilih seringkali memiliki motivasi campuran dan mengambil keputusan berdasarkan kombinasi faktor-faktor tersebut.


Pertimbangan pemilih dalam memutuskan pilihan dalam pemilu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa pertimbangan umum yang mungkin mempengaruhi keputusan pemilih:

  1. Platform dan Program Partai/Kandidat:

    • Pemilih cenderung memilih partai atau kandidat yang memiliki program dan platform yang sejalan dengan nilai-nilai atau kebijakan yang diinginkan oleh pemilih.
  2. Reputasi dan Integritas Kandidat:

    • Reputasi dan integritas kandidat menjadi pertimbangan penting. Pemilih cenderung memilih kandidat yang dianggap jujur, memiliki moralitas yang baik, dan dapat dipercaya.
  3. Kinerja dan Prestasi:

    • Pemilih dapat melihat kinerja partai atau kandidat yang sebelumnya telah menjabat dalam posisi politik. Prestasi dan pencapaian yang positif dapat meningkatkan kepercayaan pemilih.
  4. Isu-isu Penting:

    • Pemilih cenderung memilih berdasarkan isu-isu yang dianggap penting bagi mereka, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, atau keamanan.
  5. Kepemimpinan dan Kemampuan:

    • Kemampuan kepemimpinan kandidat menjadi pertimbangan penting. Pemilih ingin melihat kandidat yang mampu mengatasi tantangan dan memimpin dengan efektif.
  6. Pengaruh Media dan Kampanye:

    • Pemilih dapat dipengaruhi oleh paparan media terhadap partai atau kandidat. Kampanye politik, baik melalui iklan televisi, media sosial, atau pertemuan langsung, dapat memainkan peran dalam membentuk persepsi pemilih.
  7. Pemahaman Terhadap Isu dan Kebijakan:

    • Pemilih yang cermat cenderung memilih berdasarkan pemahaman mereka terhadap isu-isu dan kebijakan yang diajukan oleh partai atau kandidat.
  8. Dukungan Kelompok atau Endorsement:

    • Dukungan dari kelompok atau tokoh yang dihormati dapat memengaruhi pemilih, karena dapat dianggap sebagai indikator keberhasilan atau popularitas kandidat.
  9. Pengalaman Pribadi dan Sosial:

    • Pengalaman pribadi pemilih, baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, atau lingkungan sosial, dapat memainkan peran dalam keputusan politik.
  10. Partisipasi Politik dan Identitas Partai:

    • Pemilih yang memiliki identitas politik kuat atau terlibat dalam kegiatan politik mungkin lebih cenderung memilih sesuai dengan afiliasi partai mereka.
  11. Rasa Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial:

    • Pemilih yang merasa memiliki tanggung jawab sosial terhadap negara atau masyarakat mungkin lebih cenderung memilih dengan mempertimbangkan kepentingan umum.

Penting untuk diingat bahwa keputusan pemilih dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor ini, dan setiap pemilih dapat memiliki preferensi dan prioritas yang berbeda. Selain itu, dinamika politik dan konteks sosial juga dapat memengaruhi cara pemilih memutuskan pilihan mereka dalam pemilu.

Pilihan pemilih dalam pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor personal maupun kontekstual. Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya mempengaruhi pilihan pemilih:

  1. Ideologi Politik:

    • Keyakinan ideologis pemilih dapat memainkan peran penting. Pemilih cenderung memilih partai atau kandidat yang sejalan dengan nilai-nilai dan keyakinan politik mereka.
  2. Karakteristik Pribadi:

    • Faktor-faktor pribadi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi dapat memengaruhi keputusan pemilih. Misalnya, pemilih muda atau pemilih dengan pendidikan tinggi mungkin memiliki kecenderungan politik yang berbeda.
  3. Isu-isu Penting:

    • Pemilih cenderung memilih berdasarkan isu-isu yang dianggap penting. Isu-isu ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, keamanan, dan lainnya dapat menjadi faktor penentu.
  4. Kinerja Ekonomi:

    • Keadaan ekonomi secara keseluruhan atau kondisi keuangan pribadi pemilih dapat memengaruhi keputusan. Pemilih mungkin lebih cenderung memilih partai atau kandidat yang dianggap mampu mengelola ekonomi dengan baik.
  5. Pengaruh Media:

    • Paparan media terhadap partai atau kandidat dapat memengaruhi persepsi pemilih. Berita, iklan politik, dan liputan media sosial dapat membentuk opini dan pandangan pemilih.
  6. Kampanye Politik:

    • Kualitas kampanye politik, termasuk strategi komunikasi, kehadiran di media, kegiatan kampanye langsung, dan lainnya, dapat memengaruhi cara pemilih memandang partai atau kandidat.
  7. Karakter dan Integritas Kandidat:

    • Reputasi dan karakter kandidat dapat memainkan peran penting. Pemilih cenderung memilih kandidat yang dianggap memiliki integritas, kejujuran, dan moralitas yang baik.
  8. Pengalaman Pribadi:

    • Pengalaman pribadi, baik itu terkait dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, atau pengalaman dengan kebijakan tertentu, dapat memengaruhi keputusan pemilih.
  9. Pertemuan dan Interaksi Pribadi:

    • Interaksi langsung dengan kandidat atau perwakilan partai, misalnya dalam pertemuan warga atau debat, dapat memengaruhi pandangan pemilih.
  10. Dukungan Kelompok atau Tokoh Terkemuka:

    • Dukungan dari tokoh politik terkemuka atau kelompok masyarakat tertentu dapat memengaruhi persepsi dan pilihan pemilih.
  11. Partisipasi Politik Sebelumnya:

    • Pemilih yang aktif dalam kegiatan politik sebelumnya mungkin lebih cenderung memiliki pandangan yang lebih terinformasi dan kuat terkait keputusan mereka.
  12. Situasi Politik dan Konteks Sosial:

    • Faktor-faktor kontekstual seperti situasi politik nasional atau lokal, peristiwa tertentu, dan dinamika sosial dapat mempengaruhi pandangan dan keputusan pemilih.
  13. Kredibilitas Partai:

    • Kepercayaan pemilih terhadap partai politik secara keseluruhan dapat memengaruhi keputusan mereka. Kredibilitas partai dalam mengemban janji-janji kampanye sebelumnya menjadi faktor penting.

Perlu diingat bahwa keputusan pemilih seringkali kompleks dan dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor di atas. Kondisi politik dan sosial yang terus berubah juga dapat memengaruhi dinamika pemilihan.

Keputusan pemilih dalam pemilu merupakan proses yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemilih tidak selalu membuat keputusan pada satu waktu tertentu, melainkan ada beberapa tahapan dalam proses tersebut. Beberapa tahapan tersebut meliputi:

  1. Predisposisi Awal:

    • Beberapa pemilih mungkin memiliki afiliasi politik atau kecenderungan tertentu sejak awal, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ideologi, nilai-nilai keluarga, atau pengalaman pribadi. Predisposisi ini dapat membentuk landasan keputusan pemilih.
  2. Pertimbangan Awal:

    • Pemilih mulai mempertimbangkan pilihan mereka ketika kampanye politik dimulai. Mereka mungkin mulai memperhatikan pesan-pesan kampanye, platform partai, dan kinerja kandidat.
  3. Kampanye dan Debat:

    • Selama kampanye dan debat, pemilih dapat mendapatkan informasi tambahan yang memengaruhi pandangan mereka. Pertemuan langsung dengan kandidat, debat politik, dan kampanye media dapat memainkan peran penting dalam membentuk opini pemilih.
  4. Isu-isu Penting:

    • Pemilih akan mempertimbangkan isu-isu yang dianggap penting bagi mereka. Isu-isu ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan keamanan sering menjadi fokus perhatian pemilih.
  5. Media dan Informasi:

    • Informasi yang diperoleh melalui media, baik itu berita, iklan politik, atau media sosial, dapat memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan pemilih.
  6. Debat Terakhir dan Pengumuman Terakhir:

    • Debat terakhir antara kandidat dan pengumuman hasil survei terakhir dapat memiliki dampak signifikan pada keputusan pemilih. Hal ini sering terjadi menjelang hari pemilihan.
  7. Momentum dan Peristiwa Terakhir:

    • Peristiwa penting atau momen dramatis yang terjadi menjelang pemilu dapat mempengaruhi keputusan pemilih. Hal ini bisa berupa skandal politik, perubahan sikap kandidat, atau peristiwa penting lainnya.
  8. Penelitian Terakhir dan Evaluasi Kandidat:

    • Pemilih yang cermat mungkin melakukan penelitian terakhir tentang kandidat, mengkaji rekam jejak, dan mengevaluasi rencana kebijakan sebelum memutuskan pilihan.
  9. Pemilihan Taktis:

    • Beberapa pemilih mungkin membuat keputusan taktis, yaitu memilih kandidat yang dianggap memiliki peluang menang atau dapat memblokir kandidat lain yang tidak diinginkan.
  10. Hari Pemilihan:

    • Sebagian besar pemilih akan membuat keputusan akhir mereka saat memasuki bilik suara pada hari pemilihan. Mereka akan memberikan suara berdasarkan pertimbangan yang telah mereka lakukan selama periode kampanye.

Penting untuk diingat bahwa setiap pemilih memiliki jalur pengambilan keputusan yang unik, dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan dapat bervariasi. Proses ini bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu, terutama jika ada peristiwa penting yang terjadi di tengah kampanye.

Ternyata ; tidak ada hubungannya dengan politik uang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun