Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Quantitative Easing (QE)

20 Januari 2024   19:18 Diperbarui: 20 Januari 2024   20:08 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Quantitative Easing (QE) merupakan kebijakan moneter yang telah menjadi sorotan utama dalam upaya merespons krisis keuangan dan ekonomi global. Artikel ini akan membahas teori di balik QE, menganalisis praktek pelaksanaannya, serta memberikan contoh dan data pendukung untuk memberikan gambaran yang komprehensif.

QE adalah suatu bentuk kebijakan moneter ekspansif di mana bank sentral menghasilkan uang baru untuk membeli aset keuangan, terutama surat utang, dari pasar terbuka. Tujuan utama adalah meningkatkan likuiditas dan menurunkan suku bunga jangka panjang untuk merangsang investasi dan konsumsi.

Mekanisme Teoritis: Bank sentral menciptakan uang baru secara elektronik kemudian uang tersebut digunakan untuk membeli aset keuangan, seperti obligasi pemerintah atau surat utang korporat selanjutnya penurunan tingkat suku bunga di pasar, mendorong pinjaman dan investasi.

QE pertama kali diterapkan secara luas selama krisis keuangan global tahun 2008. Contoh praktek QE termasuk pembelian besar-besaran aset oleh bank sentral, seperti Federal Reserve di Amerika Serikat, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank of Japan (BoJ).

Langkah-langkah Implementasi: Pembelian obligasi pemerintah dan swasta lalu dilakukan penetapan target kuantitatif untuk pembelian asset kemudian dikomunikasikan secara transparan terkait kebijakan agar pasar dapat mengantisipasi langkah-langkah bank sentral.

Dampak QE: a. Peningkatan Likuiditas: QE meningkatkan jumlah uang yang tersedia di pasar keuangan, meningkatkan likuiditas dan ketersediaan dana. b. Penurunan Suku Bunga: Dengan membeli aset keuangan jangka panjang, bank sentral menurunkan tingkat suku bunga, mendorong konsumsi dan investasi. c. Kenaikan Nilai Aset: QE dapat mendorong kenaikan nilai aset seperti saham dan properti, menciptakan efek kekayaan dan meningkatkan kepercayaan konsumen. d. Dampak Terhadap Nilai Tukar: Pembelian aset oleh bank sentral dapat memengaruhi nilai tukar mata uang nasional.

Selama krisis finansial 2008, Federal Reserve meluncurkan tiga program QE, dengan total pembelian aset mencapai triliunan dolar.

Menurut data Federal Reserve, pada puncak QE di Amerika Serikat, tingkat suku bunga hipotek 30 tahun turun dari sekitar 6% menjadi sekitar 3,5%, mendukung pemulihan sektor perumahan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Keputusan untuk mengambil langkah Quantitative Easing (QE) adalah suatu kebijakan moneter yang sangat serius dan memerlukan pertimbangan matang dari pihak otoritas moneter. Beberapa pertimbangan utama yang biasanya diperhitungkan sebelum menerapkan QE melibatkan evaluasi kondisi ekonomi, efektivitas kebijakan moneter lainnya, dan potensi dampak samping yang mungkin timbul. Berikut adalah beberapa pertimbangan utama:

  1. Kondisi Ekonomi:  a. Ketidakmampuan Kebijakan Konvensional: QE biasanya diambil ketika suku bunga sudah berada pada tingkat yang sangat rendah, dan kebijakan suku bunga tidak lagi efektif merangsang pertumbuhan ekonomi. b. Ancaman Resesi atau Deflasi: Jika ekonomi menghadapi risiko resesi atau deflasi, QE dapat dianggap sebagai alat untuk mendorong aktivitas ekonomi dan mencegah penurunan harga secara berkelanjutan.
  2. Inflasi: Risiko Inflasi Berlebihan: Penerapan QE dapat meningkatkan risiko inflasi jika stimulus ekonomi yang diberikan terlalu besar. Oleh karena itu, bank sentral perlu mempertimbangkan keseimbangan antara merangsang pertumbuhan dan menjaga stabilitas harga.
  3. Efektivitas Kebijakan: Evaluasi Potensi Efektivitas: Bank sentral perlu mempertimbangkan sejauh mana QE diharapkan dapat memengaruhi tingkat suku bunga dan aktivitas ekonomi. Jika pasar keuangan sudah cukup cair, dampak positif QE dapat lebih cepat terjadi.
  4. Stabilitas Keuangan: Dampak Terhadap Kestabilan Pasar Keuangan: Langkah-langkah QE dapat memengaruhi pasar keuangan, termasuk peningkatan harga aset dan potensi pembentukan gelembung keuangan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dampaknya terhadap stabilitas keuangan.
  5. Nilai Tukar Mata Uang: Pertimbangan Terhadap Nilai Tukar: QE dapat memengaruhi nilai tukar mata uang negara. Kebijakan semacam ini dapat menyebabkan depresiasi mata uang, yang dapat memiliki dampak pada neraca perdagangan dan inflasi impor.
  6. Dampak Sosial dan Distribusional: Pertimbangan Sosial dan Distribusional: QE dapat memperkuat kesenjangan sosial jika manfaatnya tidak merata. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak distribusional dari kebijakan ini.
  7. Keterbatasan Kebijakan Moneter Lainnya: Evaluasi Kebijakan Moneter Lainnya: Sebelum mengambil langkah QE, bank sentral perlu mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter lainnya, seperti penyesuaian suku bunga acuan atau operasi pasar terbuka.
  8. Ketersediaan Alternatif: Pertimbangan Terhadap Alternatif Lain: Perlu diperhatikan apakah terdapat kebijakan alternatif yang mungkin lebih tepat dan kurang memiliki risiko, sebelum memutuskan untuk menerapkan QE.

Langkah-langkah QE harus diambil dengan hati-hati dan didukung oleh analisis mendalam terhadap kondisi ekonomi dan dampaknya. Komunikasi yang jelas dari bank sentral kepada pasar juga sangat penting untuk memberikan kejelasan tentang tujuan dan dampak yang diharapkan dari kebijakan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun