Dynamometer adalah sebuah alat pengujian yang berfugnsi untuk melakukan pengukuran pada seberapa besar daya dan juga torsi maksimal yang dihasilkan  oleh sebuah kendaraan, dan juga digunakan untuk melakukan pengujian pada RPM berapa kendaraan tersebut menghasilkan daya dan juga torsi maksimal. Dynamometer ini memiliki berbagai macam jenis pengujian, tergantung pada jenis pengujian seperti apa pengujian tersebut dilakukan.
 Untuk chassis dynamometer, alat ini digunakan untuk melakukan pengujian pada kendaraan roda 2 dan juga roda 4, sementara itu engine dynamometer digunakan untuk melakukan pengujian pada engine yang terdapat pada sebuah kendaraan.Â
Dan transmisi dynamometer digunakan untuk melakukan pengujian pada transmisi kendaraan. Tujuan utama dilakukan pengujian chassis dynamometer adalah untuk mengetahui kondisi pada sebuah mesin, apakah mesin masih dalam kondisi yang optimal.
Kali ini kita akan berfokus pada alat chassis dynamometer, sebagaimana yang sudah dijelaskan diawal tadi, alat ini dapat melakukan pengukuran pada daya dan juga torsi pada sebuah kendaraan, dalam keadaan mesin sudah terpasang secara keseluruhan. Selain itu alat ini juga bisa digunakan untuk melakukan pengujian pada emisi gas buangan serta perbandingan bahan bakar dan juga udara.
Bagaimana Cara Kerja Alat Chassis Dynamometer?
Berdasarkan cara kerja pada alat chassis dynamometer, kita bisa membaginya kedalam 2 bagian:
Untuk cara pengujiannya, metode axle dynamometer ini pertama tama untuk tiap axle dan juga As roda pada kendaraan harus terhubung ke alat uji. Dan juga roda pada kendaraan juga akan dilepas dan akan diganti dengan menggunakan alat uji pada roda As tersebut.Â
Setelah itu alat yang terhubung langsung menuju ke As kendaraan akan memutar roda kendaraan pada kecepatan yang ditentukan, setelah itu hasil dari pengujian dapat ditampilkan pada layar display yang sudah disediakan.
Â