Mohon tunggu...
Syaifudin UNJ
Syaifudin UNJ Mohon Tunggu... -

Bagian dari rakyat yang berusaha menjadi pengamat kebijakan dan pelayan publik di negeri ini...

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kerajaan Mokarta: Kisah Kontestasi Antara Integritas dan Konspirasi Para Teknokrat Medioker

20 September 2017   20:26 Diperbarui: 20 September 2017   20:47 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, sebagai kerajaan yang dikenal melahirkan para pedagog,  rupanya masih ada harapan bagi Kerajaan Mokarta.  Rupanya masih ada beberapa rakyat Kerajaan Mokarta yang berani melancarkan kritik atas kebijakan Raja  Jon. Rakyat yang kritis ini tahu konsekuensinya atas tindakan kritisnya terhadap konspirasi jahat yang dilakukan Raja Jon terhadap nama baik Kerajaan Mokarta. Namun mereka tetap berjuang untuk melindungi Kerajaan Mokarta dari maling yang menjarah Kerajaan Mokarta. Memang semenjak konfrontasi antara Raja  Jon dengan beberapa rakyat yang kritis ini, berbagai kabar tersebar tentang bobroknya Kerajaan Mokarta. Namun bagi rakyat yang kritis ini, jika ada kaum terdidik dan jika ada sistem yang tidak bisa dikritik, maka matilah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh kaum terdidik itu. Begitu pun kebobrokan, jangan selalu dibiarkan dan didiamkan atas nama baik Kerajaan Mokarta. Maka bagi rakyat  yang kritis ini, biarlah Kerajaan Mokarta merasakan sakit dikoyak oleh obrolan rakyat se-Negara Monesia untuk sementara waktu, tetapi "penyakit" yang menderah Kerajaan Mokarta dapat terangkat dan terobati. Sehingga Kerajaan Mokarta dapat sehat kembali, berprestasi, dan berkarya tanpa adanya konspirasi jahat yang dilakukan oleh oknum teknokratnya dengan menggadaikan harkat dan martabat Kerajaan Mokarta.       

Akan tetapi rakyat Kerajaan Mokarta yang kritis ini justru berjalan sendiri, dan bahkan mereka di musuhi karena dianggap mencoreng nama baik Kerajaan Mokarta. Para rekan - rekan Raja Jon pun kini mulai melancarkan serangan kepada rakyat yang kritis ini dengan tuduhan sebagai pembuat makar. Bahkan rekan - rekan Raja Jon yang juga merupakan teknokrat di Kerajaan Mokarta ini pun mulai memasang berbagai macam selebaran pengumuman di area Kerajaan Mokarta, dengan tujuan meredam bertambahnya simpatisan rakyat  lain untuk ikut membangkitkan daya kritisnya. Bahasa - bahasa selembaran itu berisikan agar para rakyat Kerajaan Mokarta tidak ikut - ikutan kritik dan lebih baik apatis saja dan memikirkan nasibnya sendiri. Padahal bila akal sehat rakyat Kerajaan Mokarta apatis, maka sistem konspirasi jahat para oknum teknokrat medioker akan terus ada dan menggerogoti nilai - nilai kesucian kerajaan, serta harkat dan martabat Kerajaan Mokarta. Sebab Kerajaan Mokarta adalah rumah bagi entitas rakyat untuk maju bersama di Negara Monesia secara jujur, adil, dan berintegritas, tanpa adanya  transaksi konspirasi jahat atas nama harta dan tahta.  

Perseteruan antara rakyat  yang kritis dan Raja Jon beserta rekan - rekannya masih terus berlanjut. Menunggu sikap berani Kementerian Kerajaan Tinggi Negera Monesia mengenai adanya konspirasi jahat yang terjadi di Kerajaan Mokarta. Sebab Kementerian Kerajaan Tinggi Negara Monesia juga menghadapi situasi dan kondisi dilema. Karna di satu sisi jika Kementerian Kerajaan Tinggi Negara Monesia bersikap, maka akan berdampak pada para raja - raja kecil, bangsawan, dan kesatria yang merupakan peserta PAKBOS  yang terlibat dalam konspirasi jahat yang dilakukan oleh oknum teknokrat medioker di Kerajaan Mokarta. Di sinilah keberanian Kementerian Kerajaan Tinggi Negera Monesia dinanti oleh rakyat Kerajaan Mokarta dan rakyat di Kerajaan lain yang ada di seluruh Negara Monesia.

Inilah kisah fiksi di Kerajaan Mokarta. Semoga dapat menjadi pengingat kita, bahwa para konspirator jahat akan selalu ada di berbagai ruang kehidupan. Maka untuk itulah selalu menjaga akal sehat, namun akal sehat yang tentu ada dasar fakta atau buktinya. Agar tidak dituding sebagai akal sehat penyebar gosip dan fitnah. Salam Mokarta.

*Pengamat Sosial dan Pendidikan UNJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun