Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Duh, Indovision!

18 Desember 2011   15:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:05 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Dear indovision, kenapa sejak kemarin petang indovision di rumah kami tak tayang. Di layar tertulis This card is not authorised. CA STBID is 3873 2320 8778 4689 Smart Card is 0000 2330 3118 (6). ID Pelanggan : 401 0000 83478"


Sepotong surat keluhan itu saya kirim lewat email hari sabtu pagi. Email itu saya tujukan pada call center operator tv berbayar terbesar di Indonesia, Indovision karena layanan Indovision tidak beroperasi di rumah sejak jum'at petang. Surat elektronik itu "terpaksa" saya kirim karena hotline service 24 jam Indovision sangat sulit dihubungi.

Terpaksa, karena sejak Sabtu subuh saya terus kontak melalui 3 nomer hotline berbeda, tapi hasilnya nihil. Dan baru pada sekitar pukull 12.45 bisa bicara dengan petugas callcenter.

Setelah saya sampaikan keluhan kemudian petugas mengecek kerusakan di control room mereka, hasilnya menurut petugas, layanan Indovision saya diputus karena bermasalah dalam tagihan. Saya tak terima, karena saya sudah membayar tagihan sebelumnya yang cukup besar. sebagai akumulasi kesalahan sistem tagihan Indovision.

Tagihan itu sendiri aneh, saya langganan paket super galaxy dengan harga promo 50 persen. Tiba-tiba tagihan diakumulasi dengan jumlah yang fantastis. Saya keberatan karena tagihan tidak sesuai promo. Petugas CS Indovision malah menyalahkan saya yang mendaftar promo setengah harga namun tak memasukkan surat keterangan dari HRD tempat saya bekerja.

Saya katakan, saya ikut promo ini karena syaratnya ringan, cukup melampirkan copy ID pegawai. Sales yang menawarkan paket ini tak pernah sedikitpun menyinggung soal surat keterangan HRD. Aneh begitu ada tagihan dan jumlahnya fantastis mereka seenaknya bilang itu kesalahan saya.

Bulan lalu saya dapat tagihan 548.707. Jumlah itu berkurang jauh dari tagihan awal. Saya lunasi tagihan itu dan bulan ini saya punya tagihan hanya 129.500 saja. Mengapa tiba-tiba diputus karena dianggap bermasalah dalam tagihan? Ini baru tanggal 17 Desember, kalaupun saya belum membayar itu belum jatuh tempo.

Yang saya tak habis mengerti bagaimana tim CS Hotline Indovision melayani keluhan pelanggan? Email yang saya kirim tak satupun berbalas. Begitu juga dengan sms. Yang lebih parah adalah Hotline service susah dihubungi. Kalaupun nyambung, saya tak sekalipun bisa bicara dengan petugas. Selalu berhadapan dengan mesin penjawab otomatis dan diminta menunggu lama dan diakhiri dengan kata "maaf customer officer kami sedang sibuk".

Karena cara konvensional tak ampuh, saya kemudian menghubungi melalui akun twitter @Indovision_TV. Lumayan cepat tanggapannya. Dan kurang dari sejam Indovision di rumah kembali normal. Namun itu hanya berlangsung sesaat, dua jam kemudian kembali "pingsan" hingga hari Minggu. Dan kembali saya harus menempuh perjalanan panjang untuk menyampaikan keluhan. Sepanjang Sabtu malam tak satupun twit saya ditanggapi, begitupun dengan telepon yang selalu gagal bicara dengan CS officernya.

Pelajaran terbesar dari kasus ini adalah membangun hotline service yang tangguh tidak selesai dari sekedar niat. Nomer CS hotline, sms, maupun alamat email yang ditempel di tiap decoder di rumah pelanggan tentunya bukan pajangan penghias decoder belaka.Harus ada sistem integral dengan petugas yang memiliki sense terhadap pelanggan. Mengapa mencantumkan nomor sms yang bisa dihubungi jika ternyata sms itu tak dijawab. Mengapa pula mempunyai alamat email kalau tak ada tanggapan keluhan pelanggan.

Di era teknologi informasi seperti sekarang customer tak bisa dianggap hanya sebagai bagian catatan jumlah pelanggan.Dia harus dimaintain, dimanusiakan. Customer, siapapun dia punya hak penuh atas layanan terbaik. Karena kepuasan customer akan menjadi iklan gratis bagi customer lainnya dari mulut ke mulut. Sementara ketidak pedulian terhadap customer akan membuat sebuah brand laksana menggali kuburnya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun