Galau berjamaah, istilah yang pas menggambarkan suasana hati para MP-ers (blogger pengguna Multiply.com) dua hari terakhir. Ini terjadi setelah CEO Multiply, Stefan Magdalinski mengumumkan bakal menutup platform blog gratisannya per 1 Desember 2012 mendatang. Selanjutnya MP akan berkonsentrasi mengembangkan marketplace bagi penjual online. Kenyataan ini jelas bertolak belakang dengan penjelasan CEO MP sebelumnya, Peter Pezaris, bulan Juni silam yang akan tetap mempertahankan platform blognya. Kontan saja keputusan ini disayangkan banyak MP-ers. Beberapa menyesalkan, dan menilai sebagai keputusan yang bodoh. Saya termasuk yang menyayangkan keputusan ini. Karena dari Multiply-lah saya belajar banyak mengenai dunia blog, menjalin pertemanan, koneksi, serta ikut dalam berbagai aksi sosial. Multiply bagi saya adalah rumah blog pertama saya. Karena di Multiply lah saya sempat eksis, meski kemudian non aktif seiring munculnya platform blog yang lebih menarik maupun banyak munculnya platform social media seperti facebook atau twitter yang lebih interaktif dan atraktif. Uniknya, tak seperti di negara lain, pengguna Multiply di Indonesia selama ini memiliki paguyuban yang dikenal sebagai MP-ID (Multiply Indonesia). Ini adalah tempatnya MP-ers bersilaturahim, bukan hanya kopi darat semata. Karena dari kumpul-kumpul ini kemudian lahir banyak gerakan sosial yang dilakukan saat ramadhan, hari besar agama, bencana alam, ataupun sekedar merayakan HUT atau pesta pernikahan MP-ers. Pendek kata, ada keguyuban yang tak ditemukan dalam komunitas blog lain. Bahkan ada pula yang jodohnya dipertemukan oleh Multiply. Seperti dialami MP-ers Titin Fatimah dan Yudi Irmawan. Meski berjauhan domisili, Yudi di Inggris, sementara Titin di Jepang, namun MP menjadi pengikat mereka. Kini keduanya hidup bahagia dengan satu anaknya yang lucu. *** [caption id="attachment_198989" align="alignright" width="300" caption="Postingan terakhir di MP setahun lalu"]
[/caption] Puncak keriuhan pengguna Multiply saya rasakan terjadi sekitar tahun 2004-2008. Postingan blog berjamaah ini begitu riuhnya. Berbagai topik mengalir dengan derasnya> Bahkan jika di tahun 2004 kita masih nyaman berblogwalking ke teman-teman MP kita, tahun 2007-an trafficnya makin meningkat. Saya sendiri mulai kewalahan mencermati postingan teman-teman saya. Hanya beberapa yang sangat dekat yang terus saya pantau dan ikuti. Hingga sampai pada sekitar tahun 2009-an, saya mulai jarang ngempi (istilah untuk menulis di MP) lantaran makin sulit buka MP di kantor. Saya pun mulai ‘menepi’. Mungkin bukan hanya saya saja yang sempat ‘minggir’ dari keriuhan Multiply. Banyak MP-ers yang kemudian ‘main mata’ dengan platform lain. Bukan sebuah dosa memang, karena Multiply sendiri belakangan kurang adaptif menyerap perubahan zaman. Desain antarmukanya terlihat jadul, pemilihan font, warna maupun keterhubungan dengan socmed lainnya MP sangat tertinggal. Kalau pada akhirnya ditinggalkan penggunanya itu karena kesalahan manajemen MP sendiri. *** Suka tak suka MP memiliki pengguna yang cukup besar di Indonesia. Konon dari 18 juta pengguna Multiply secara global, sekitar 2,3 juta diantaranya adalah MP-ers dari Indonesia. Ini diakui sendiri oleh Peter Pezaris sang pendiri Multiply saat meresmikan pemindahan kantor Multiply ke Indonesia beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Indonesia adalah salah satu pasar potensial. Makanya mereka memindahkan kantor pusat mereka dari Florida, Amerika Serikat ke Jakarta agar bisa lebih dekat dengan pengguna potensialnya. Jumlah ini memang tak bisa dibandingkan dengan jumlah pengguna Facebook atau twitter di Indonesia yang sangat masif. Namun keberadaan 2,3 juta pengguna jelas bukan angka yang kecil. Inilah yang membuat para pengguna blog Multiply masgul. Karena mereka pernah menjadi bagian yang mempopulerkan platform blog Multiply di Indonesia. Saat ini teman-teman blogger Multiply Indonesia tengah menyusun petisi memprotes rencana penutupan layanan blog dari laman Multiply. Kita tunggu apakah CEO Multiply akan tergerak hatinya dan tetap mempertahankan platform blog gratisan ini. Tapi yang pasti, saya dan seluruh MP-ers harus bersiap memindahkan isi blog saya ke tempat lain. Duh!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya