Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Garang Asem Pekalongan Gurih Gurih Nyoi...

22 Januari 2015   13:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:37 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_365583" align="aligncenter" width="520" caption="Kuliner Legendaris Garang Asem (foto: koleksi pribadi)"][/caption]

Kebingungan ternyata membawa berkah. Setidaknya itu yang kami alami di hari kedua petualangan #JejakParaRiser di kota Pekalongan, Jawa Tengah, hari Selasa kemarin. Setelah berputar-putar kota mencari obyek wisata alam dan budaya yang akan dieksplor keindahannya dan gagal didapat, kamipun berputar-putar keliling kota tanpa tujuan.

Dan akhirnya kami sepakat membelokkan rencana mencari lokasi wisata alam dan budaya menjadi wisata kuliner. Entah mengapa perhentian yang kami pilih adalah Rumah Makan Garang Asem Haji Masduki, yang letaknya di jalan Jenderal Sudirman Pekalongan.

[caption id="attachment_365584" align="aligncenter" width="520" caption="Garang Asem Nasi Megono, Perpaduan nan Menarik (foto: koleksi pribadi)"]

14218839241824833962
14218839241824833962
[/caption]

Bayangan saya tentang garang asem ternyata meleset di sini. Selama ini saya hanya tahu garang asem itu lauk teman makan nasi yang rasanya gurih berpadu pedas dan asam. Biasanya yang dijadikan garang asem itu daging ayam. Pembuatannya mirip dengan pepes ayam karena garang asem ayam juga dikukus dan dibungkus daun pisang.

Nah yang kami temui ini berbeda 180 derajat. Gareng asem pak Haji Masduki terbuat dari daging sapi yang diberikan tambahan pindang telor ayam. Penyajiannya bukan dibungkus daun pisang tapi ditaruh dalam wadah mangkuk. Lebih mirip rawon rasanya.

[caption id="attachment_365585" align="aligncenter" width="512" caption="Kluwek, Rahasia Kelezatan Garang Asem (sumber fanpage FB RM Haji Masduki)"]

14218841401497937653
14218841401497937653
[/caption]

Garang Asem versi Haji Masduki ini lebih dekat versi sup dibanding garang asem Jogja yang mirip pepes. Kuah garang asem ini rasanya juga mirip rawon Surabaya. Karena ternyata warna kecoklatan kuahnya berasal dari kluek yang juga merupakan bumbu dasar rawon.

Garang Asem yang Melegenda

[caption id="attachment_365586" align="aligncenter" width="520" caption="Garang Asem Ayam alias Ayam Opo (foto: koleksi pribadi)"]

1421884494713842826
1421884494713842826
[/caption]

Di rumah makan ini selain Garang Asem telor, kita juga bisa menikmati nasi megono, ayam Opo, hingga sop iga sapi. Ayam Opo itu sebenarnya adalah garang asem versi Jogja yang selama ini saya kenal. Hanya bedanya, jika versi Jogja menggunakan bungkusan daun, di sini tidak. Ayam disajikan di atas piring. Soal rasa? Sama dan sebangun dengan garang asem Jogja.

[caption id="attachment_365587" align="aligncenter" width="480" caption="Foto alm Haji Masduki sang Perintis Usaha (foto : koleksi pribadi)"]

14218845431709127739
14218845431709127739
[/caption]

Warung makan Garang Asem haji Masduki ini ternyata lumayan terkenal dan legendaris. Bagi penikmat kuliner di Pekalongan nama ini bukanlah nama yang asing. Haji Masduki konon sudah berjualan garang asem sejak tahun 1952. Namun saat itu ia belum memiliki rumah makan seperti sekarang. Rumah makan yang ada di dekat alun-alun Pekalongam itu berdiri sejak 1982. Berarti sudah lebih dari setengah abad rumah makan garang asem Haji Masduki menemani tamasya rasa para pecintanya.

[caption id="attachment_365588" align="aligncenter" width="520" caption="Suasana Rumah Makan Setelah Makan Siang (foto: koleksi pribadi)"]

14218846712142107196
14218846712142107196
[/caption]

Selama kurun waktu tersebut para pecinta kuliner disuguhi pusaka kuliner terbaik yang terus lestari hingga abad teknologi tinggi seperti sekarang.

Haji Masduki sendiri sudah lama wafat, dan bisnis warung garang asem ini kini diteruskan oleh anak cucunya. Kini bisnis warung makannya dikelola lebih profesional. Jika dulu kabarnya hanya dijajakan melalui gerobak dorong, kini bangunan restoran di jalan Jenderal Sudirman Pekalongan setidak memperlihatkan kesadaran akan sebuah cita rasa dan pengelolaan yang modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun