Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Bergoyang atau di Goyang Menuju Kursi DKI 1

26 September 2014   01:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:30 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massa Front Pembela Islam (FPI) dan Front Betawi Bersatu (FBB) melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, 24 September 2014. Demo ini adalah aksi Menolak Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta. (ilustrasi : Syaifud Adidharta)

Dan ada saja kelompok yang tidak suka bila Ahok menjadi Gubernur. Salah satunya Front Pembela Islam (FPI) yang terang-terangan menolak Ahok dengan memasang spanduk dan mengancam akan menggeruduk kantor DPRD DKI. (sumber detikNews 19 September 2014).

Bagi Ahok penolakan FPI adalah hal yang demokrasi, dan Ahok memang akan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sesuai Undang-undang Negara yang belaku, dia menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi presiden RI periode 2014-2019. Proses Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta ini sesuai hukum. Ahok juga mendapat pujian soal kinerjanya.

Dia dikenal bersikap tegas tak pandang bulu bila ada penyimpangan. Ahok juga dikenal suka berzakat, sodaqoh, dan infak. Dari gajinya tiap bulan dia rutin menyisihkan ke (BAZIS) Badan Zakat, Infaq dan Shadaqah.

Penolakan FPI terhadap Ahok yang siap menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta, Ahok tetap bersikap kalem. Ahok memilih tak berpolemik. Dia malah melontarkan pujian atas spanduk yang dipasang FPI di beberapa wilayah DKI Jakarta atas penolakan dirinya tersebut. "Biarin saja, ya baguslah," terang Ahok di Jakarta, Kamis (detiknews, 18 September 2014).

Dari peristiwa yang terungkap diatas soal Ahok harus di goyang keras untuk tidak bisa menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, goncangan kuat datang dari kelompok FPI, dan sementara itu banyak kalangan beranggapan hal itu kemungkinan ada hubungannya dengan perseteruan Ahok dengan Parta Gerindra.

Namun rupanya Partai Gerindra membantah keras atas banyak tudingan keterlibatan Partai Gerindra dengan aksi FPI menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hal itu diungkapkan dengan tegas oleh Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa.

Desmon mengatakan, meski FPI mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014, bukan berarti punya kaitan kuat dalam persoalan spanduk tolak Ahok. Menurut dia, isu ini sengaja dihembuskan untuk memperburuk citra Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.

"Meski dukung di pilpres, bukan berarti ada kaitannya. Itu aja yang kira-kira cari pembusukan nama Prabowo Subianto. Enggak mungkin lah," ujar Anggota Komisi III DPR itu.

Dia mengisyaratkan partainya tidak ingin mencampuri jika memang FPI benar menolak Ahok.

"Enggak ah, enggak benar itu," sebutnya.

FPI DKI Jakarta diketahui memasang dan menyebar spanduk penolakan mereka terhadap Ahok yang akan menggantikan Jokowi. Spanduk itu disebar di sejumlah wilayah, berukuran 2x1 meter persegi, dan bertuliskan 'TOLAK AHOK.. HARGA MATI!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun