Mohon tunggu...
Syaiful Akbarius
Syaiful Akbarius Mohon Tunggu... Jurnalis - Simple

Hanya manusia Sederhana https://www.facebook.com/syaif.akbar/ https://www.youtube.com/channel/UCaxyMGdAgyTBJG35SVmkI7w

Selanjutnya

Tutup

Politik

Respon H. Andi Jamaro Dulung terhadap Ketua Umum PBNU. NU#PolitikPraktis

9 September 2023   18:05 Diperbarui: 9 September 2023   18:19 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. H. Andi Jamaro A. Dulung, M.Si. Photo : Pribadi AJD. (09/09)

Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tidak bisa terlepas begitu saja dari dunia politik, terlalu banyak Historis yang kita saksikan bersama terjadi di Republik ini, ujar Andi Jamaro mantan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam milik NU periode 2000-2007 ini. Bahkan NU agaknya sulit untuk benar-benar melepaskan diri dari politik praktis. Apalagi di tahun politik seperti saat ini, dimana masyarakat Indonesia sedang berada pada wilayah "Demam Diskusi Politik". 

Saya berikan contoh mengenai keterlibatan NU yang seringkali dijadikan alat politik. Contohnya adalah pada Pilpres tahun 2019 dimana NU menyatu mendukung pasangan Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia lima tahun yang silam dan akhirnya dukungan tersebut menjadi penyebab kemenangan pasangan Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin, dan ini merupakan hasil dari politik, ujarnya.

Habitat NU adalah politisi, begitu banyak warga NU yang hebat dan cerdas dalam berpolitik. Salah satunya adalah H. A. Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin. Beliau dipilih atau digandeng oleh H. Anies Rasyid Baswedan sebagai pasangan untuk Bakal Calon Wakil Presiden Republik Indonesia. Pertanyaannya adalah, apakah boleh Cak Imin menggunakan simbol ke-NU-annya untuk meraih simpati dan dukungan suara warga Nahdliyin??!. Boleh saja, dan itu sangat wajar. Mau dicuci bahkan dikuliti sekalipun tubuh Cak Imin adalah NU. Sebab cak Imin juga merupakan representasi dari warga NU. Saya bisa pastikan bahwa cak Imin adalah merupakan representasi dari NU, namun benar bahwa cak Imin tidak bisa mengatasnamakan NU dalam kaitannya secara kelembagaan, sebab secara regulasi organisasi kelembagaan NU dilarang berpolitik praktis dan ini beda konteksnya ujar anggota Majelis Pakar DPP PPP tahun 2007 sampai dengan sekarang ini.

Namun ingat bahwa di dalam NU ada yang namanya "Silent Commando". Saya ini 10 tahun jadi ketua PBNU. Tidak pernah ada sejarah NU itu tidak memiliki keberpihakan, meskipun itu tidak secara langsung terang-terangan di publik. Tampilannya PBNU netral namun pada kenyataannya di lapangan beda. Ingat pula bahwa NU itu terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu Kultural dan Struktural. Bila struktural mengatakan 'A' maka kultural akan mengatakan "sami'na wa atho'na atau "kami dengar dan patuh." Namun menurut hemat saya, ini tidak pernah terjadi secara langsung di akar rumput.

Saya beri contoh, pada pemilu tahun 2004 itu ada pak SBY, ada Ibu Megawati, ada pak Wiranto. Ingat, semua ini ada NU nya lohhh, ujar mantan Ketua PP Gerakan Pemuda Anshor tahun 1995-1999. Pak SBY dengan pak JK yang asli NU anak dari Hadji Kalla yang merupakan mantan Bendahara NU Sulawesi Selatan. Pak JK sendiri adalah Mustasyar (Penasihat) NU Sulawesi Selatan tahun 2009. Ibu Megawati menggandeng KH. Ahmad Hasyim Muzadi yang merupakan Ketua Umum PBNU, pak Wiranto menggandeng adik kandung Gus Dur yaitu KH. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah. Itu artinya, dalam tataran politik praktis NU tidak bisa berada dalam 1 komando, tergantung kepada figur-figurnya masing-masing.

Nah sekarang, melihat kondisi politik kekinian dimana demam politik yang dibicarakan oleh rakyat Indonesia akhir-akhir ini semakin kuat dan kencang melihat siapa figur-figur yang akan menjadi pemimpin Indonesia di tahun 2024. Bila tidak ada warga NU selain Muhaimin yang maju menjadi cawapres, maka secara otomatis poros NU nya semua akan lari ke Muhaimin, itu sudah pasti secara logika dan hal ini tidak bisa dibendung. Bahkan bila PBNU ingin membuat "bendungan", maka bendungan ini seperti bagaikan jerami yang dihempas oleh air bah. Bocor dimana-mana dan jeraminya akan hancur, ujar Andi Jamaro.

Masyarakat NU saat ini sudah amat sangat cerdas. Mampu melihat dan mengidentifikasi siapa figur-figur NU terbaik. Kita lihat seperti contoh Ganjar Pranowo dari mana NU nya, Prabowo dari mana NU nya, kata mantan Ketua Senat Mahasiswa FIP IKIP Makassar tahun 1983-1985 ini. Sedangkan Anies menjadi bahagian dari NU ketika Muhaimin berada disampingnya. Apakah ini beda dengan Jokowi dan KH. Ma'ruf Amin,tanya Andi Jamaro, yahhh "Rakyatlah yang mampu menjawabnya"., ujar Puang AJD sapaan akrab Andi Jamaro Dulung. (saz)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun