Mohon tunggu...
Syah Zehan Zakiyyatun Nafisah
Syah Zehan Zakiyyatun Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya Mahasiswi Semester 5. Saya adalah individu yang penuh semangat dan terbuka untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Saya memiliki minat yang luas dalam berbagai topik, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga seni dan budaya. Saya suka tantangan dan selalu mencari cara untuk belajar dan berkembang. Saya percaya pada pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang efektif dalam mencapai tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari, saya cenderung menjadi orang yang tekun dan berdedikasi terhadap pekerjaan atau proyek yang sedang saya kerjakan. Saya juga sangat menghargai nilai-nilai seperti integritas, kerendahan hati, dan empati dalam hubungan dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prosedur, Langkah dan Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan

6 November 2024   07:58 Diperbarui: 6 November 2024   08:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosedur Perencanaan Pendidikan

Setiap aktivitas memerlukan prosedur, yaitu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks perencanaan, prosedur mengacu pada cara perencana melaksanakan upaya mereka untuk mewujudkan konsep perencanaan. Prosedur perencanaan ini terdiri dari berbagai tahapan, yang meskipun dapat bervariasi antar perencana pendidikan, umumnya mengikuti pola yang serupa. Perencanaan pendidikan menekankan pendekatan partisipatif, yaitu perencanaan yang melibatkan perwakilan dari berbagai pihak terkait, baik dari lembaga pendidikan maupun masyarakat. Prosedur ini juga melibatkan proses ramalan (forecasting) dan pengambilan keputusan, yang merupakan langkah-langkah esensial dalam pengembangan perencanaan pendidikan.

a. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif mengacu pada keterlibatan berbagai individu atau kelompok dalam proses perencanaan, bertentangan dengan perencanaan yang hanya melibatkan segelintir orang dengan kewenangan tertentu, seperti perencana di tingkat pusat atau kepala sekolah. Pendekatan ini lebih sering melibatkan komunitas lokal yang memiliki kepentingan dalam rencana tersebut.

b. Ramalan dan Pembuatan Program (Forecasting)
Forecasting mencakup dua aspek: prediksi terbatas dan prediksi yang lebih luas. Prediksi terbatas memproyeksikan apa yang mungkin terjadi di masa depan terkait perubahan dalam organisasi pendidikan atau masyarakat, seperti ledakan populasi atau pengaruh teknologi. Prediksi yang lebih luas, selain mengantisipasi perubahan lingkungan, juga mengembangkan program organisasi yang sesuai untuk menghadapi perubahan tersebut. Proses ini melibatkan identifikasi kekuatan, kelemahan, potensi, serta hambatan dalam organisasi, yang kemudian digunakan untuk merancang program adaptif yang selaras dengan perubahan lingkungan.

c. Pengambilan Keputusan
Dalam dunia pendidikan, pengambilan keputusan adalah bagian penting dari setiap kegiatan perencanaan. Keputusan biasanya diambil oleh manajer atau administrator tertinggi, meskipun dalam situasi tertentu, panitia yang ditunjuk dapat membuat keputusan yang selanjutnya harus disetujui oleh otoritas pendidikan.

Langkah Pokok Perencanaan Pendidikan

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, perencanaan efektif terdiri dari empat langkah utama:

a. Analisis Situasi
Menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk menilai peluang dan tantangan berdasarkan tren, kompetitor, biaya, dan regulasi. Kekuatan dan kelemahan organisasi juga dianalisis secara mendetail.

b. Menetapkan Tujuan
Tujuan ditentukan secara spesifik dan realistis, dengan mempertimbangkan situasi dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Tujuan ini menjadi panduan untuk mencapai kinerja yang diinginkan.

c. Menyusun Strategi dan Program Kerja
Strategi jangka panjang dan program kerja jangka pendek dirancang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Fokus pada konsumen dapat memberikan keunggulan kompetitif, seperti harga lebih rendah atau fitur unik yang sulit ditiru oleh pesaing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun