Mohon tunggu...
Syah Zehan Zakiyyatun Nafisah
Syah Zehan Zakiyyatun Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya adalah individu yang penuh semangat dan terbuka untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Saya memiliki minat yang luas dalam berbagai topik, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga seni dan budaya. Saya suka tantangan dan selalu mencari cara untuk belajar dan berkembang. Saya percaya pada pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang efektif dalam mencapai tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari, saya cenderung menjadi orang yang tekun dan berdedikasi terhadap pekerjaan atau proyek yang sedang saya kerjakan. Saya juga sangat menghargai nilai-nilai seperti integritas, kerendahan hati, dan empati dalam hubungan dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksplorasi Jejak Bapak Mutu Legendaris: Dr. W. Edward Deming

2 April 2024   11:36 Diperbarui: 2 April 2024   11:56 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sixsigmastudyguide.com/wp-content/uploads/2013/12/Deming.jpg

Gerakan mutu merupakan evolusi dalam peningkatan kualitas yang terdiri dari empat tahap. Menurut Salis, gerakan mutu dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu tahap inspeksi, pengendalian mutu menggunakan statistik, jaminan mutu, dan manajemen mutu. Awalnya, gerakan mutu bermula dari industri yang mengadopsi bahasa, konsep, dan metode yang bersumber dari Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management. Sebelum adanya gerakan mutu, saat persaingan belum terjadi, produsen tidak memberikan pilihan kepada pelanggan. Pelanggan pun tidak memiliki hak untuk menuntut peningkatan kualitas layanan atau produk yang diinginkan. Peningkatan kualitas layanan dalam organisasi publik juga belum menjadi fokus. Pengguna hanya memperhatikan ketersediaan dan fungsionalitas produk tanpa memperhatikan kualitasnya. informasi ini dirilis oleh blogspot Sejarah dan tokoh pemikir mutu pendidikan

Dr. W. Deming dikenal sebagai "Bapak Mutu" dan memperoleh gelar doktor dalam bidang matematika dan fisika dari Universitas Yale. Beliau ahli pakar dalam bidang statistik, matematika, dan figur berpengaruh dalam kemajuan manajemen kualitas, Deming lahir di Amerika pada tanggal 14 Oktober 1900. Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, industri di Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa karena terinspirasi oleh konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Deming. Filosofi Deming, yang dikenal sebagai "Deming Philosophy," mengajarkan bahwa penerapan manajemen yang efektif akan membawa peningkatan kualitas bagi sebuah organisasi. Dengan meningkatnya kualitas, biaya organisasi akan turut berkurang. Deming mengemukakan bahwa kunci utamanya adalah melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan meningkatkan kualitas, sehingga membawa organisasi menuju arah yang lebih baik di masa depan. informasi ini dirilis oleh kompasiana

Menurut Dr. W. Edward Deming, akar masalah mutu terletak pada masalah manajemen, dan dalam konteks lembaga pendidikan, mutu harus dinilai berdasarkan hal-hal yang terkait dengan manajemen. Beliau membagi konsep mutu menjadi dua tingkat: pertama, produksi produk atau pemberian layanan yang memenuhi berbagai dimensi, dan kedua, memenuhi harapan pelanggan untuk mencapai kepuasan mereka. Argumen esensial Deming termasuk: (1) Definisi mutu harus merujuk pada kepuasan pelanggan, (2) Mutu bersifat multidimensional, di mana suatu produk atau layanan tidak dapat diukur hanya dengan satu karakteristik atau atribut saja, dan (3) Terdapat tingkatan mutu yang berbeda, karena mutu pada dasarnya berkaitan dengan kepuasan pelanggan. informasi ini dirilis oleh source of knowledge

https://id.pinterest.com/pin/8866530501755735/
https://id.pinterest.com/pin/8866530501755735/

Deming merumuskan 14 prinsip yang diperlukan untuk mencapai mutu dalam produk atau layanan:
1. Membangun budaya perbaikan produk dan layanan.
2. Mengadopsi filosofi baru.
3. Menghindari ketergantungan pada inspeksi massal untuk memastikan mutu.
4. Mengakhiri praktik menentukan bisnis berdasarkan harga.
5. Terus meningkatkan sistem produksi dan layanan.
6. Mendorong pelatihan kerja secara berkelanjutan.
7. Mendukung kepemimpinan yang baik.
8. Menghilangkan rasa takut dalam lingkungan kerja.
9. Mengatasi hambatan antar departemen.
10. Menghapus slogan, tekanan, dan target, serta meningkatkan produktivitas tanpa meningkatkan beban kerja.
11. Menghilangkan standar kerja yang berdasarkan kuota numerik.
12. Mengatasi hambatan yang mengurangi kebanggaan karyawan terhadap keterampilan mereka.
13. Mengadopsi berbagai program pendidikan untuk meningkatkan semangat dan kualitas kerja.
14. Membuat setiap individu menjadi bagian dari tim kerja untuk melakukan transformasi.

Deming juga mengidentifikasi tujuh penyakit mematikan dalam konsep perbaikan mutu, di antaranya lima yang signifikan dalam konteks pendidikan:
1. Kurangnya konsistensi dalam penetapan tujuan.
2. Pemikiran yang bersifat jangka pendek.
3. Evaluasi kinerja individu.
4. Rotasi pekerjaan yang terlalu sering.
5. Manajemen yang terlalu mengandalkan angka-angka.

Selain itu, Deming menulis tentang teori analisis kegagalan mutu, yang membedakan sebab-sebab kegagalan menjadi dua bentuk: umum dan khusus. Sebab umum meliputi desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi standar, lingkungan kerja yang buruk, prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang acak, sumber daya yang kurang, dan kurangnya pengembangan staf. Sebab khusus termasuk kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan dalam komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan peralatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun