Mohon tunggu...
Syahwa Syagita Destriansyah
Syahwa Syagita Destriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kimia Murni/ Universitas Pendidikan Indonesia

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir yang berkuliah di jurusan kimia murni dengan hobi jauh dari kata kimiawan tetapi saya menyukai seni dalam segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Surfaktan: Pahlawan Tak Terlihat di Balik Skincare Anda

31 Desember 2024   07:38 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:13 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SURFAKTAN ADALAH PAHLAWAN TERSEMBUNYI!

Halo, saya Syahwa Syagita Destriansyah, mahasiswa Jurusan Kimia Murni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dengan bimbingan Dr. Galuh Yuliani, M. Si., Ph.D., saya ingin berbagi informasi menarik seputar surfaktan, sebuah komponen penting yang sering kita temui dalam produk sehari-hari seperti skincare, pembersih, hingga deterjen. Artikel ini akan mengulas peran surfaktan, jenis-jenisnya, serta dampaknya terhadap kulit dan lingkungan, dengan harapan dapat menambah wawasan dan menjadi panduan dalam memilih produk yang tepat. Selamat membaca!

Rahasia di Balik Kulit Bersih: Kenali Pahlawan Tersembunyi! Siapa yang tidak ingin kulit wajah bersih, cerah, dan sehat? Namun, tahukah kamu, di balik kulit bersih impian itu ada "pahlawan tersembunyi" yang bekerja keras? Ya, dialah surfaktan, bahan yang sering terabaikan, tapi memegang peranan vital dalam produk skincare favoritmu.

Menurut Global Market Insights (2023), sekitar 40% pengguna skincare merasa produk mereka tidak efektif atau memperburuk kondisi kulit, sering kali akibat pemilihan surfaktan yang salah. Sodium Lauryl Sulfate (SLS), meskipun efektif membersihkan, dapat merusak lapisan pelindung kulit, mengganggu pH, dan memicu iritasi, terutama pada kulit sensitif. Selain itu, menurut Environmental Working Group (2024), surfaktan sintetis sulit terurai secara alami, menyebabkan pencemaran ekosistem perairan yang merusak flora dan fauna. Dampak negatif surfaktan pada kulit dan lingkungan menjadikannya isu penting dalam skincare yang memerlukan perhatian lebih.. Wait, surfaktan itu apa sih?

Surfaktan: Pemain Utama di Balik Produk Pembersih Kulit

Surfaktan adalah molekul dengan kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik yang mengemulsi minyak dan kotoran agar mudah dibilas air." Bagaimana cara kerja surfaktan?". Menurut Cosmetics & Toiletries (2023), surfaktan kuat seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) efektif membersihkan tetapi dapat mengganggu pH kulit, menyebabkan iritasi, dan meningkatkan risiko dermatitis kontak serta penipisan lapisan lipid alami. 

Surfaktan dalam skincare memiliki tiga kategori kimia utama: anionik, kationik, dan non-ionik. 

  • Surfaktan anionik, seperti SLS dan SLES, bermuatan negatif dan sangat efektif membersihkan, menghasilkan busa melimpah.
  • Surfaktan kationik, seperti Cetyltrimethylammonium Bromide, bermuatan positif, berfungsi melembutkan dan antistatik.
  • Surfaktan non-ionik, seperti Sodium Cocoyl Isethionate, tidak bermuatan, bersifat lembut, dan menjaga pelindung alami kulit, sehingga cocok untuk kulit sensitif.


Bentuk Ssruktur dasar surfaktan (Sumber: metrohm.com.id, 2023)
Bentuk Ssruktur dasar surfaktan (Sumber: metrohm.com.id, 2023)

Surfaktan tidak hanya berfungsi membersihkan tetapi juga memengaruhi pengalaman pengguna, seperti sensasi "bersih" dari busa, meskipun busa melimpah tidak selalu menandakan efektivitas. Produk seperti micellar water tetap efisien meski tanpa busa. Surfaktan modern, seperti Cocamidopropyl Betaine, menawarkan pembersihan yang efektif dan lembut. Memahami jenis surfaktan mempermudah pemilihan: anionik untuk pembersihan mendalam, kationik untuk pelembapan, dan non-ionik untuk kulit sensitif.

Sunscreen & Surfaktan: Kolaborasi untuk Perlindungan Kulit Optimal

Pernahkah Anda merasa sunscreen yang Anda gunakan terasa lengket atau sulit merata di kulit? Itu mungkin karena komposisi surfaktan yang digunakan di dalamnya. Sunscreen adalah produk penting untuk melindungi kulit dari sinar UV, namun formulasi sering kali menjadi tantangan. Menurut Environmental Working Group (2024), surfaktan memastikan distribusi merata bahan aktif seperti zinc oxide untuk perlindungan optimal. Sayangnya, Cosmetics & Toiletries (2023) mencatat bahwa sunscreen dengan surfaktan keras dapat menyebabkan iritasi, terutama pada kulit sensitif, berjerawat, atau rosacea, sering meninggalkan residu berat, menyumbat pori, dan memperburuk jerawat.

 

Tanda wajah berjerawat dan berpori akibat bahan surfaktan yang keras 
Tanda wajah berjerawat dan berpori akibat bahan surfaktan yang keras 

Memilih sunscreen dengan surfaktan ramah kulit, seperti Cocamidopropyl Betaine, membantu mengurangi iritasi sambil menjaga perlindungan UV. Sunscreen berkualitas harus  ringan, mudah diaplikasikan, dan menjaga kelembapan kulit. Penggunaan surfaktan biodegradable juga penting untuk meminimalkan dampak lingkungan, terutama pada ekosistem laut. Formulasi yang nyaman memastikan penggunaan rutin dan perlindungan optimal.

Pembersih Wajah yang Tepat: Bersihkan Kulit dengan Aman

Pembersih wajah dengan surfaktan seperti SLS efektif mengangkat minyak tetapi dapat menyebabkan iritasi, alergi, dan kekeringan, terutama pada konsentrasi di atas 2%. Alternatif yang lebih lembut, seperti Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) dan Cocamidopropyl Betaine, aman untuk kulit sensitif. Produk berbasis surfaktan non-ionik, seperti micellar water, membersihkan tanpa merusak skin barrier. Inovasi terkini menggabungkan surfaktan dengan bahan aktif seperti niacinamide atau asam salisilat untuk pembersihan sekaligus perawatan masalah kulit seperti jerawat atau hiperpigmentasi. Wow, siapa sangka "pembersih kecil" ini punya pengaruh sebesar itu?

Surfaktan Ramah Lingkungan: Untuk Kulit dan Planet yang Lebih Baik

Isu keberlanjutan dalam skincare semakin relevan, dengan surfaktan sintetis yang sulit terurai menjadi ancaman bagi lingkungan. Alternatif ramah lingkungan seperti surfaktan berbasis minyak kelapa, jagung, dan biosurfaktan yang mudah terurai mulai dikembangkan, meski terkendala biaya produksi. Permintaan produk eco-friendly meningkat, tetapi konsumen perlu waspada terhadap praktik greenwashing. Surfaktan berbasis bahan lokal, seperti minyak alga, tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi positif bagi komunitas petani.Kamu juga bisa mulai dengan memilih produk berlabel "eco-friendly" dan memastikan klaim tersebut didukung sertifikasi terpercaya. Wow, siapa sangka "pembersih kecil" ini punya pengaruh sebesar itu?

Panduan Cerdas Memilih Skincare Berbasis Surfaktan

Memilih skincare sesuai jenis kulit adalah kunci hasil optimal. Untuk kulit sensitif, gunakan surfaktan lembut seperti Sodium Cocoyl Isethionate. Kulit berminyak membutuhkan pembersih yang efektif mengangkat minyak tanpa merusak pH. Kulit kering memerlukan pembersih dengan pelembap tambahan, sementara kulit berjerawat memerlukan surfaktan yang membersihkan pori tanpa iritasi. Hindari SLS atau SLES jika kulit sensitif, dan prioritaskan produk berlabel hypoallergenic atau dermatologist-tested. Untuk keberlanjutan, pilih produk dengan surfaktan biodegradable atau sertifikasi lingkungan.

Bersihkan Kulitmu, Selamatkan Bumi!

Surfaktan dalam skincare memainkan peran penting dalam pembersihan, tetapi pemilihan yang tidak tepat dapat memicu iritasi kulit dan mencemari lingkungan. Dengan memilih produk yang sesuai, Anda dapat menjaga kesehatan kulit tanpa risiko kerusakan. Selain itu, memilih produk yang ramah lingkungan adalah langkah kecil namun berarti untuk keberlanjutan planet. Kulit sehat dan bumi yang bersih adalah hasil dari perawatan yang bijak dan bertanggung jawab.

Daftar Pustaka

Cosmetics & Toiletries. (2023). Advances in Surfactant Science for Skincare. [Journal Article]

Environmental Working Group. (2024). Sunscreen Ingredients and Their Environmental Impact. [Online Resource]

Global Market Insights. (2023). Sunscreen Market Size & Trends. [Online Resource]Green, T. (2024). 

Biodegradable Surfactants in Cosmetic Formulations. [Conference Paper]Smith, J. (2023). 

Surface Chemistry in Everyday Life. New York: Academic Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun