Mohon tunggu...
Syahwali khan Habibi
Syahwali khan Habibi Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Siswa SMAIT Darul Quran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahasa Gaul yang Kian Merajalela Tanpa Kita Sadari

14 November 2023   14:48 Diperbarui: 16 November 2023   09:50 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjunjung tinggi rasa hormat dan Integritas Bahasa bukan hanya sekedar sebagai alat komunikasi, bahasa itu adalah cerminan budaya, nilai-nilai, dan identitas kita. Dalam kamus bahasa Indonesia, bahasa Indonesia berfungsi sebagai kekuatan pemersatu yang menghubungkan beragam komunitas di seluruh nusantara. Mengingat pentingnya bahasa, sangatlah penting bagi kita untuk menerapkan dan mempraktikkan etika yang baik saat menggunakan Bahasa Indonesia.

Etika berbahasa bisa diartikan sebuah adab berbahasa yang dapat dibedakan melalui beberapa tingkat tutur bahasa yang telah diatur. Namun juga bisa diartikan sama dengan sopan santun dalam berkomunikasi. Orang-orang yang telah menerapkan etika berbahasa ini untuk berkomunikasi maka dia tidak akan bertentangan atau bertolak belakang dengan norma berbahasa.

Norma berbahasa dapat diartikan sebuah aturan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sebagai budaya menghormati dan menghargai sesama. Etika berbahasa merupakan serangkaian nilai, dan norma dalam sebuah gaya bahasa yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara istilah, etika bahasa adalah mengangkat dan menurunkan, yang berarti bahwa seseorang tersebut bisa menempatkan diri di posisi tepat dalam situasi kapan dan di mana pun.

Gaya bahasa seseorang sering dianggap sebagai cermin latar belakang pendidikan atau lingkungan sosial yang mereka alami. Namun fenomena yang sering terjadi, anak yang berpendidikan belum tentu memiliki tutur bahasa yang baik, sementara anak berandalan justru terkadang memiliki tutur bahasa yang lebih baik dibanding anak yang berpendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap seseorang berdasar gaya bahasa mereka tidak selalu akurat.

Banyak orang mengasumsikan, orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki tutur bahasa yang baik, sementara mereka yang kurang berpendidikan akan memiliki etika bahasa yang buruk. Namun penilaian ini sering keliru dan mengabaikan fakta, bahwa seseorang dapat belajar gaya bahasa yang baik dari lingkungan sosialnya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi, mungkin kurang terbiasa dalam menggunakan bahasa secara efektif dalam situasi sosial tertentu.

Etika dalam penggunaan bahasa memastikan komunikasi yang efektif sekaligus memupuk saling pengertian dan rasa hormat. Dengan berpegang pada aturan tata bahasa, pengucapan, dan kosa kata, kita dapat menyampaikan pikiran dan ide kita dengan jelas, menghindari kesalahpahaman atau salah tafsir. 

Ketika kita terlibat dalam percakapan yang penuh hormat dan sopan, kita menciptakan lingkungan yang mendorong dialog terbuka dan mendorong keharmonisan dalam masyarakat kita. 

Apalagi etika berbahasa dalam bahasa Indonesia menjunjung tinggi pelestarian budaya dan warisan. Bahasa nasional kita berfungsi sebagai wadah yang membawa kekayaan tradisi, adat istiadat, dan sejarah kita. Dengan menerapkan etika bahasa yang pantas, kita berkontribusi terhadap pelestarian dan promosi identitas budaya kita.

Melalui penggunaan bahasa Indonesia yang tepat, kita dapat menghormati nenek moyang kita dan memastikan bahwa warisan kita tetap hidup untuk generasi mendatang. 

Menghormati etika berbahasa juga menunjukkan integritas dan profesionalisme kita. Dalam lingkungan formal, seperti di tempat kerja atau institusi akademis, cara kita berkomunikasi mencerminkan kredibilitas dan tingkat profesionalisme kita. 

Mengikuti protokol bahasa yang tepat menunjukkan dedikasi kami terhadap keunggulan dan perhatian terhadap detail. Hal ini meningkatkan reputasi kita dan memungkinkan orang lain memandang kita sebagai individu yang berpengetahuan dan dapat dipercaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun