Keduanya melesatkan tinju yang menghantam wajah satu sama lain, kini adalah saatnya pertarungan tangan kosong. Nyi Kulodarmaji tak hanya handal dalam menggunakan sihir namun dia juga petarung yang tak bisa dianggap remeh. Nyi Kulodarmaji adalah penggila pertarungan, penantian lama nya untuk bertarung, akhirnya bisa ia dapatkan saat ini.
"Kuhh hahahaha! Hebat sekali Maheswara Putra Ashura khh Kau bisa menghiburku selama ini ugh khh hahaha!!" Nyi Kulodarmaji memuji Maheswara di tengah tengah gempuran serangan.
Beribu pukulan dan beribu tendangan, serangan yang tak terhitung jumlahnya telah dilayangkan dalam pertarungan adu jotos ini namun kedua nya belum ada yang tumbang. Nyi Kulodarmaji maupun Maheswara masih kuat berdiri bertukar serangan. "Terima ini!" Maheswara melayangkan tinju yang ia lapisi dengan sisa kekuatannya, mendorong Nyi Kulodarmaji mundur beberapa langkah.
"Khh tidak cukup hahaha tidak cukup untuk mengalahkan ku, aku masih bisa bertarung! Khh gah..." Nyi Kulodarmaji yang telah kehabisan energi nya masih berdiri untuk melanjutkan pertarungan, sementara Maheswara mengendurkan kuda-kudanya dan duduk bersila, membuat Nyi Kulodarmaji kebingungan.
"Kenapa kau mengendurkan kuda-kuda mu Maheswara Putra Ashura? Apa kau tidak mau bertarung lagi dengan ku?" tanya Nyi Kulodarmaji kebingungan.
"Maafkan aku Nyi Kulodarmaji, tetapi aku sudah tidak kuat untuk melakukan pertarungan tidak berarti ini. Maafkan aku juga karena telah menghancurkan hutan ini. Duduklah, kau pasti lelah juga kan?" jelas Maheswara.
Nyi Kulodarmaji melangkah mendekati Maheswara dan berdiri di sampingnya lalu duduk bersila, menyandarkan kepala nya di bahu Maheswara yang sudah tidak kuat melawan. "Ini bukan pertarungan yang tidak berarti Maheswara. Setelah semua yang telah kita lalui bersama dalam pertarungan, kau telah memuaskan jiwaku yang telah lama mati khh hahahaha... aku masih akan menantikan jawabanmu." Nyi Kulodarmaji memejamkan mata nya dan terlelap di bahu Maheswara.
"Aku rasa pikirannya memang sudah kacau... Apa maksud perkataanya itu? Dan juga kenapa kau tidur di bahu ku hei! Kau hampir membunuh ku loh! Hei bangun!" gumam Maheswara dalam hati nya.
Gumaman Maheswara berakhir ketika ia mendengar suara Sang Jaka yang memanggil nya, "Hei Paman Maheswara!" terlihat Sang Jaka berlari menghampiri Maheswara.
"Jaka! Kau tidak apa apa?" Tentu saja Maheswara mengkhawatirkan Sang Jaka karena ledakan kekuatan yang begitu dahsyat meratakan Hutan Tengkorak.
"Aku baik baik saja, beruntung Ki Wiryo melindungi ku. Aku juga sudah mengumpulkan daun kelor nya. Eh?! Itu..." Sang Jaka berhenti bicara ketika ia melihat Nyi Kulodarmaji yang menyenderkan kepalanya di bahu Maheswara.