Pertarungan terjadi di dalam gubuk tua itu, "Sial lama lama rumahku bisa hancur. Aku harus mengalihkan nya keluar." Ki Arya melompat keluar gubuk untuk mengalihkan pertarungan. Dyah Asih masih terus menyerang dengan membabi buta, ia sangat sehat seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. "Tenanglah dulu dan dengarkan aku anak muda! Aku tidak bermaksud buruk kepadamu!" Di sela-sela pertarungan Ki Arya masih berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun Dyah Asih sudah dibutakan olah kesalahpahaman.
Pertarungan adu tinju dan berbagai jurus dikeluarkan dari kedua pihak. Ki Arya masih terus menahan serangan dari Dyah Asih yang semakin menggila.Â
"Ish kenapa jadi seperti ini?! Aku harus menyelesaikan ini," Ki Arya mengumpulkan kekuatannya dan mencari celah agar serangannya bisa langsung mengenai titik inti Dyah Asih, "Serangan ini seharusnya bisa menenangkan nya, hyah!!" Ki Arya memusatkan kekuatannya di dua jari tangannya dan menusukkan ke titik inti Dyah Asih yang berhasil membuatnya pingsan.
"Huhh yang seperti ini memang sering terjadi. Baiklah ayo kembali ke gubu-- Aduuhhh! Pinggangku! Sial!" Ki Arya yang hendak membawa Dyah Asih kembali ke gubuk justru takluk oleh sakit pinggang nya.Â
"Loh Ki kenapa ada diluar? Loh kok Nyai juga diluar?! Apa yang terjadi selama aku pergi?! Ki--" Maheswara yang baru saja datang langsung bertanya-tanya membuat Ki Arya kesal dan langsung menutup mulutnya.
"Bawa dia masuk, aku akan menyusul. Sial." Suruh Ki Arya.
***
Ki Arya melanjutkan pengobatan nya yang tadi berhenti sementara karena Dyah Asih yang mengamuk. "Apa yang sebenarnya terjadi Ki?" Tanya Maheswara. Ki Arya yang sudah selesai dengan pengobatannya pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Maheswara, "Ada penyumbatan pada aliran energi nya. Karena itu dia sirkulasi energinya jadi terhambat dan membuatnya lemas tak sadarkan diri. Seharusnya kondisinya sudah lebih baikan sekarang, dah aku akan beristirahat dulu, kau jaga dia." Perintah Ki Arya sambil meninggalkan Maheswara.
Walaupun baru satu hari bertemu tetapi Maheswara terlihat sangat peduli pada Dyah Asih, namun dia masih memikirkan apa yang telah terjadi di Hutan Agrasura terlebih lagi di Kerajaan Siluman. Kenapa para siluman itu menyerang Ratu mereka dan kemana perginya Raja Siluman. Satu persatu pertanyaan muncul di kepala Maheswara yang kecil.
"Uhh.. dimana aku?" Dyah Asih perlahan mendapatkan kesadarannya kembali.
"Nyai! Sebaiknya jangan banyak bergerak dulu." Maheswara berusaha mengembalikan Dyah Asih ke pembaringan nya.