Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ezaria II

16 Juni 2020   12:05 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : iycoalition.org

Dimalam Yang Sepi
Ditemani Cahaya Rembulan
Ezaria Disibukkan Dengan Kesedihan
Impiannya Yang Menjadi Angan-Angan 

Pupus Sudah Semua Cita-Citanya
Dalam Hati Ia Berkata:
Andai Semuanya Bisa Menjadi Nyata
Andai Segalanya Bisa Aku Miliki

Semua Mimpinya Yang Indah
Semua Cita Cita Yang Ia Punya
Kini Telah Hangus Menjadi Abu
Semuanya Hangus Terbakar Realita

Dengan Tegar Ia Berkata:
Apalah Dayaku Yang Hanya Seorang Anak Petani Ini
Bermimpi Untuk Menikahi Seorang Pangeran
Dalam Diam Ia Mulai Menyadari
Hidup Ini Tak Adil Baginya

Dalam Diam Aku Hanya Memperhatikan
Suara Tangisnya Sungguh Menyayat Hati
Takdir Ini Tak Dapat Ia Hindari
Semua Orang Pasti Memiliki Mimpi
Namun Jeratan Takdir Tak Bisa Dihindari

***
6/16/20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun