Mohon tunggu...
Syahrul Rois
Syahrul Rois Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Aqidah & Filsafat Islam Angkatan 2023 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka memotret Kajian Filsafat mengenai teologi dan ekologi merupakan fokus saya dalam menekuni filsafat Menekuni jurnalistik yang di wadahi oleh Lembaga Pers Mahasiswa Institut Harapan 1 FahmilQur'an Nasional tahun 2022 di Kalimantan selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyoal Independensi dalam Jurnalistik

6 November 2024   07:00 Diperbarui: 6 November 2024   07:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sembilan elemen jurnalis adalah pedoman yang harus dibaca oleh setiap jurnalis. Bill kovach seorang perancang elemen-elemen jurnalistik banyak memberikan pencerahan secara bertahap kepada jurnalis ataupun media. Penekanan terhadap independensi berita menjadi pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana Independen dalam framing?, apakah independen terbatas pada jurnalis?, atau adakah aturan baku mengenai independen berita?. 

Dikutip dari tulisan Andreas Harsono, sejatinya tujuan jurnalis adalah melayani masayarakat agar bisa bersikap menjaga kemerdekaan. Namun sering kali ditemukan, seorang politikus yang mempunya media, jurnalis yang terjun ke dalam politik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut butuh jawaban yang tepat. Perspektif seorang jurnalis sangatlah berpengaruh pada tulisan-tulisannya. Sehingga butuh rem pakem agar independensi seorang jurnalis tetaplah terjaga. 

Ketika saya mengikuti pelatihan pers mahasiswa, Ilham Khoiri menyampaikan, seorang jurnalis harus berpihak kepada masyarakat. Ungkapan tersebut mengaminkan apa yang dikatakan Bill kovach. "Berpihak kepada rakyat" harus diselami lagi maknanya, jurnalis yang tadinya sebagai penyeimbang berubah menjadi oposisi. 

Aturan baku terkait independensi berita sulitlah ditemukan. Independen berita justru kerap digunakan senjata untuk melemahkan media. Dewan Pers Indonesia sering menulis berbagai artikel mengenai independensi berita berikut dengan permasalahannya. yang sering dibahas mengenai independensi pers dalam dinamika politik. Tentu masalah politik tidak bisa dilepas dari esensi pers, pemantau kebijaksanaan merupakan satu prinsip baku dalam jurnalistik. Namun, dalam praktiknya mengaplikasikan dalam kehidupan seorang jurnalis sangat sulit. Andreas Harsono mengungkapkan independensi murni  jurnalis terlihat ketika dia tidak memiliki public relationship dan politic relationship. Jika jurnalis memiliki suatu politic relationship, tentu sangat berpengaruh terhadap keberaniannya dalam menulis berita. 

Jurnalis harus melepas keberpihakan kepada terhadap politik, kendati media tempat bekerjanya dipimpin oleh seorang politikus. Jurnalis wajib melepaskan segala bentuk pandangan ketika menyandang status jurnalis. Objektivitas adalah tujuan yang harus dituju walaupun dibalut dengan pendapat subjektif narasumber. Independensi terhadap politik sangat terang pandangannya, batasan politik dalam kehidupan bermasyarakat sulit untuk tidak terlihat. Dewan pers pada tahun 2018 pernah menerbitkan tulisan terkait takaran independensi pada tahun politik. Framing partai politik terhadap masyarakat menjadi alasan pers harus menjadi garda terdepan untuk meminimalisir kerancuan fakta. 

Takaran independensi berpedoman pada kode etik jurnalis pasal satu yang ditafsirkan oleh Jayanto Arus Adi, anggota hukum dewan pers. Mewartakan fakta atau peristiwa berlandaskan hati nurani tanpa ada paksaan, campur tangan, dan intervensi dari berbahagi pihak. Tafsir dari kode etik jurnalis menjawab berbagai pertanyaan mengenai independensi. Ringkasnya, seseorang ketika memakai status jurnalis maka pakaian-pakaian subjektif harus di lepaskan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun