Mohon tunggu...
Syahrul Ramdhan
Syahrul Ramdhan Mohon Tunggu... Human Resources - Aktif Menulis

Dia yang hanya mempraktekkan kebaikan untuk mendapatkan ketenaran sangat dekat dengan keburukan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Citarum dan Peradaban di Sekitarnya

13 September 2023   18:56 Diperbarui: 13 September 2023   19:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sungai Citarum adalah salah satu sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia, dan memiliki sejarah yang panjang. Sungai Citarum telah memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya Jawa Barat. 

Wilayah sekitarnya merupakan salah satu pusat perkembangan budaya dan peradaban di Jawa Barat sejak zaman prasejarah. Selama masa pemerintahan kolonial Belanda, Sungai Citarum digunakan untuk berbagai keperluan, seperti transportasi komoditas pertanian, pertambangan, dan perdagangan. 

Wilayah sekitar sungai ini juga menjadi pusat perkebunan dan perkebunan teh. Sungai ini adalah sumber air utama bagi pertanian, transportasi, dan penyediaan air minum bagi masyarakat sekitar. Ekosistem sungai ini dulu sangat kaya dengan kehidupan, termasuk berbagai jenis ikan, hewan air, dan tumbuhan air.

Perkembangan industri di wilayah Jawa Barat menyebabkan pertumbuhan permukiman dan industri di sekitar Sungai Citarum. Ini menyebabkan peningkatan jumlah limbah industri dan domestik yang dibuang ke sungai. Seiring waktu, Sungai Citarum mulai mengalami pencemaran berat. 

Limbah industri, limbah pertanian, dan limbah domestik mencemari air sungai. Ini mengakibatkan degradasi ekosistem sungai, penurunan kualitas air, dan berkurangnya kehidupan air. Pencemaran air Sungai Citarum juga menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, seperti penyakit kulit, penyakit pernapasan, dan masalah pencernaan.

Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, pemerintah Indonesia, LSM, dan masyarakat lokal meluncurkan kampanye besar-besaran untuk membersihkan Sungai Citarum. Ini termasuk penghapusan sampah, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan upaya rehabilitasi sungai. Upaya dilakukan untuk memulihkan ekosistem sungai, seperti penanaman ribuan pohon di sepanjang sungai dan upaya konservasi spesies ikan yang terancam punah.

Upaya-upaya pembersihan dan pemulihan telah menghasilkan perubahan positif. Kualitas air dan kondisi ekosistem sungai telah membaik, meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Meskipun ada kemajuan, pencemaran air dan masalah lainnya masih ada. 

Upaya berkelanjutan diperlukan untuk memastikan keberlanjutan pemulihan sungai ini. Sejumlah proyek telah diluncurkan untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pemantauan dan pengelolaan Sungai Citarum. 

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus memberikan perhatian terhadap masalah Sungai Citarum dan mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung pemulihan sungai ini. Upaya untuk menghadapi perubahan iklim juga berperan dalam pengelolaan tata air sungai, termasuk Sungai Citarum.

Pemulihan Sungai Citarum adalah contoh dari bagaimana masyarakat, pemerintah, LSM, dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah lingkungan yang serius. Itu juga mengingatkan pentingnya pelestarian sumber daya alam dan perlindungan ekosistem air di wilayah yang padat penduduk dan industri. Perkembangan Sungai Citarum akan terus dipantau dan menjadi prioritas dalam upaya melestarikan lingkungan Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun