Mohon tunggu...
Syahrul Nur Anwar
Syahrul Nur Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Medioker

Setelah merobek rahim, inginnya sih ngerobek dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namamu Lapi

29 Desember 2024   00:40 Diperbarui: 29 Desember 2024   00:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edward Hopper- Nighthawks (1877-1881) 

Namamu Lapi. Setiap malam, kamu dininabobokan oleh Concierto de aranjuez. nada-nadanya yang lembut, kuyu-teguh seakan beresonasi pada kehidupan kiwarimu. 

Di pagi hari, kamu dibangunkan oleh bising suara terompet--reveille-- yang acapkali digunakan oleh militer pada perang dunia ke I-II untuk membangunkan para soldadu. kamu mendikte alarm di hpmu untuk melakukannya, seolah-olah kamu membebani dirimu sendiri bahwa ada kekeosan yang terstruktur di esok hari yang menantimu dengan tepat waktu. 

Tak ada abuu-abu. Seputih atau sehitam apapun warnanya langit. Kamu selalu menyempatkan untuk membuka pagi dengan segelas kopi. Kamu mengimani bahwa minuman yang dilabeli minumannya orang-orang beriman oleh Yemenis ini, dapat memberikan khasiat signifikan, yakni menunda kepergian--sekurang-kurangnya itulah yang pernah dibacoti oleh sales kopi asal Algeria. 

Dewasa ini, banyak hal yang telah hilang, keluguan, kamu sangat mendambakannya karna itu adalah panasea-metamorfosis terakhir yang kudunya dimiliki kala di tengah badai gurun yang maha ngeri.

Oh, simple thing, where have you gone?

I'm getting old, and I need something to rely on

So, tell me when you're gonna let me in

I'm getting tired, and I need somewhere to begin

Pada gilirannya, hal-hal yang ditutup-tupi akan meledak pada saatnya. seperti, suatu ledakan yang membikin dunya dan seisinya aka bigbang yang dibidani oleh Sang menara Purba akan kebosanan yang menggunuk. 'Bunuh diri ilahi' Mainlnder bergumam. Namun, kamu tak memiliki keberanian semacam itu, kamu merasa selalu telat tuk menarik pelatukmu. Kamu hanya teguh menambah tembakannmu pada tiap gelas yang diisi oleh kopi-air majusi, menyandarkan keminoran yang mayor pada hal awal yang autentik tak berguna--orang-orang bijak menyebutnya seni.

Kamu tetap percaya pada tiap warta, mengesampingkan tanya. karna itulah esensi menjadi dewasa. Seraya menyungkun pelarian eskapistikmu dengan merapal mantra andalan: Amor fati (ya amer lagi) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun