Mohon tunggu...
Syahrul Hidayat
Syahrul Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Indonesia

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menuju Jalan Pulang

9 Mei 2021   21:45 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:44 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketika kita terkuatkan. Namun, kau harus melepaskan dan ketika waktu berjalan dengan segala ketidak pastian, segalanya hanya tertinggal sendirian diperempatan lampu merah. Sungguh menunggu ketidak pastian sama halnya menunggu hujan reda, kemudian mendungpun tak lagi menyapa dan ketika pelangi tujuh warna yang tak akan bisa selalu ada dimana harapan yang luas kerap hanya tinggal cerita.

Terkubur reruntuhan kata-kata yang tak lagi bernyawa, mati, remuk diantara patahan-patahan hati sendiri, terlahap ganasnya sunyi. Ekspetasi, hanya tinggal halusinasi abadi terpatri didalam dimensi imajinasi. Segalanya akan ada waktunya berjodoh dengan kata selesai dan setiap dari yang memiliki waktu akan sampai pada titik usai.

Seorang kawan pernah berkata pada dasanya kita hanya bisa berencana berjalan beriringan dengan dengan waktu, seperti biasa semua masalah kuserahkan pada Tuhanku, dan selebihnya kamu sebagai penyemangat dalam doa-doa ku panjatkan.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun