Tidur
Pukul dua lewat tiga puluh enam pagi. Kami terbangun di atas kasur yang tergenang air. Ibu menangis. Ayah mengucek-ucek matanya dan berkata ini banjir terparah dalam 50 tahun terakhir. Adikku bertanya, apakah ini mimpi? Ya, mimpi, jawabku. Tapi kita belum tahu kapan bisa bangun.
Artikel
Di paragraf kelima, baris keempat, tertulis pernyataan Gubernur itu: bumi sedang tidak bersahabat dengan kita.
Hujan
Hujan turun semakin deras ketika Pak Gubernur menjadikannya sebagai alasan utama penyebab terjadinya banjir. Sepertinya ia bertambah sedih.
Dialog Ayah dan Anak
"Hujan menenggelamkan rumah kita. Hujan jahat ya, Yah?"
"Hujan tidak jahat, Nak. Para penambang itu yang jahat."
Di Pengungsian
Di sini, suara perut terdengar lebih nyaring dari pada teriakan.
Pertanyaan Seorang Anak kepada Ibunya Setelah Empat Hari Berada di Pengungsian
"Yang ada di dalam mobil itu siapa, Bu? Kenapa mereka begitu mengelu-elukannya"