Pagi itu kau datang
hujan baru reda semalam
percik air di daun dan
rembesannya di pori-pori tanah
suasana tenang
di atas rak sepatu hanya ada milikku
pagi itu kau datang
di pekarangan basah yang baru kusapu
lalu ke beranda dan mengetuk pintu
mengucapkan selamat pagi
dan maaf aku sedang mencari alamat
dengan siapa?
hanya tersesat
dengan tubuh basah dan kesepian
yang kau gendong di punggung
kupersilakan kau masuk,
kautaruh sepatumu di rak sepatuku
lalu duduk di kursi tua itu
memandang sekeliling;
foto lama berdebu, dinding bercat luntur
karpet dengan tumpahan kopi
dan meja tamu yang menawarkan kehampaan
pagi itu kau datang
saat kukatakan sudah lama tak ada tamu
mau ke mana?
mencari rumah
rumah siapa?
lupa
kubawakan kau teh hangat
karena hanya itu yang kupunya
lalu memintamu melepas kesepian
yang kaukenakan
aku menyimpan banyak kesepian di lemariku
mereka tak berguna
pagi itu kau datang
dan aku mulai terbiasa bicara
mau ke mana?
mencari rumah
rumah siapa?
lupa
pagi itu kau datang
dan kukatakan kau boleh tinggal
di rumah sempit dan tua ini
tapi cukup nyaman
saat kau datang
dan aku mengeluarkan seluruh kesepian
dari dalam lemariku,
membersihkan foto-foto lama
mengganti beberapa dengan foto baru,
mengecat ulang dinding dengan warna lain,
mencuci karpet dan menghias meja tamu
dengan karangan bunga
pagi itu kau datang
dan kita mulai sarapan bersama,
sampai kapan?
sampai kau sadar kalau aku
hanya tamu
sementara aku mulai suka
melihat langit malam
membayangkan bintang-bintang sebagai
hari yang kulalui sampai kau tiba
pagi itu kau datang
sampai seseorang dengan lengan yang ramai
mencarimu ke rumahku
saat ia datang
dan aku sadar kau adalah seorang tamu
malam itu kau pulang
tanpa membawa kesepian
yang kau titipkan padaku
dan saat pagi tiba, aku selalu berbisik di udara:
kapan-kapan kunjungi kesepian kita,
alamat rumahku masih sama