Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pada Kehidupan yang Lain

4 Maret 2020   12:44 Diperbarui: 5 Maret 2020   08:04 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/kulturtava

Mungkin pada kehidupan yang lain, semuanya akan berjalan lebih baik.
Aku tidak terlalu meragukan, dan kau tidak terlampau jauh.
Mungkin kita bisa menjadi perpaduan yang sempurna, dari kekurangan-kekurangan yang tidak perlu menggali terlalu dalam untuk menemukan kebahagiaan.

Mungkin pada kehidupan yang lain, masalalu tidak begitu menghantuimu
dan kegelisahan ini tidak memangsaku hidup-hidup. Mungkin aku bisa menemukanmu lebih cepat. Entah di kota mana. Entah di bagian bumi mana. Dan entah dengan cara yang bagaimana.

Mungkin pada kehidupan lain, keberadaan kita bisa saling bertaut.
Aku dapat selalu berpura-pura tertawa setelah menyimak lelucon
yang tidak lucu dari ayahmu.
Mendengarkan lagu pop terbaru yang diputar adikmu di ruang tengah.
Tapi aku berpikir musik itu bukan alasan yang bagus untuk bisa mengajakmu berdansa.
Aku tidak romantis, tapi aku bersedia membacakanmu novel kesukaan sebelum tidur.

Pada pagi hari aku bisa memasak mi instan dan merebus telur untuk kita sarapan. Di hari-hari lain aku akan membuat nasi goreng atau memasak sup dengan resep yang pernah aku pelajari di rumah makan tempat aku dulu bekerja.

Mungkin di kehidupan lain, kau bisa kupeluk dan kudengar suaramu
saat tertawa menyaksikan sajian komedi ringan yang ditayangkan stasiun televisi lokal. Di pagi minggu kita menonton film kartun hingga pukul sepuluh. Kemudian pergi ke pasar, menyusuri jalanan kota yang bebas dari macet dengan sepeda motor dan membeli beberapa keperluan hidup, dan pulang membawa cerita baru yang kita dapat dari seorang penjual sayur.

Pada kehidupan yang lain, kau hamil di usia dua puluh lima. Kata ibuku itu angka yang bagus untuk memiliki anak, meski beliau melahirkanku di usia dua puluh. Kau memintaku untuk rutin menyiram bunga di halaman, sementara perutmu semakin membesar. Aku mengangguk. Mungkin dalam kehidupan yang lain aku bisa menjadi pekebun yang baik.

Pada kehidupan lain, kau akan menjadi wanitaku. Dan aku menjadi sesuatu yang sangat kau sayangi; seorang pekerja keras yang pulang dari tempat bekerjanya dengan membawa kereta bayi, popok, pakaian (tanpa terlebih dahulu menanyakan ukuran), dan sate atau mi ayam untuk bayimu dan dirimu, tentunya.

Pada kehidupan yang lain, aku bisa merasakanmu lebih dekat daripada yang dunia perbolehkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun