"Kunang-kunang. Kunang-kunang itu ada di dalam."
"Apa maksud kamu?" tanya ibunya tersedu-sedu.
"Ibu di sini saja. Ada sesuatu yang harus kuambil." Malekay segera lari dan masuk ke dalam.
"Malekaaay! Jangan!" ibunya berteriak. Namun terlambat. Â Ibunya semakin menangis. Berdiri. Namun jatuh kembali.
Beberapa saat kemudian Malekay keluar dengan batuk-batuk. Bagian depan rumahnya kini juga ikut terbakar. Malekay memeluk ibunya yang histeris.
"Jangan lakukan itu."
"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."
"Sudah terlambat untuk memadamkan apinya."
"Tidak apa. Kita bisa membangun ulang."
"Apakah itu kunang-kunang?"
"Iya. Untuk Amy."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!