"O, kamu. Anak dari ibu-ibu yang keras kepala itu?"
"Bapak yang kemarin ke rumah saya?"
"Ya, betul. Sedang apa kamu di sini? Mau mesum di tanah kami? Mau saya laporkan ke polisi?"
"Kami tidak berbuat yang macam-macam. Kami hanya ingin menikmati pemandangan malam dengan kunang-kunang. Kami sudah terbiasa melakukannya. Mereka sekarang sudah hilang karena perluasan lahan untuk pembangunan pabrik kalian," Amy menyerobot.
"Sudah," Malekay mencoba menenangkan. "Kita pulang."
"Hah! Dasar anak-anak muda sekarang sukanya mesum!"
Setelah 30 menit lebih perjalanan mengantar Amy pulang, Malekay pun pamit. Sekitar 200 meter sebelum ia mencapai rumahnya, Malekay melihat langit di arah timur --yang adalah arah rumahnya--memerah. Ada kobaran api. Begitulah yang tertangkap dibenaknya. Ia langsung memacu laju motornya. Setelah sampai ia mendapati rumahnya tengah terbakar. Ibunya terduduk sambil menangis. Malekay langsung memeluk ibunya.
"Ibu tidak apa-apa?"
"Iya."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Ibu tidak tahu. Ibu sedang tidur. Lalu ketika Ibu terbangun, Ibu malah mendapati bagian belakang rumah kita terbakar."