"Sungguh?"
"Ya. Satu kali."
"Hanya  sekali."
"Iya."
Amy mencubit kaki Malekay. Mereka berdua tertawa. Membuat beberapa jam menjadi tidak terasa.
"Kita pulang?"
"Sebentar lagi. Kenapa harus terburu-buru sementara hari-hari seperti ini hanya datang sekali dalam seminggu. Itu pun kalau kamu tidak terlalu sibuk."
"Baik. Aku paham. Kamu tahu aku akan selalu kalah jika kamu membahas tentang hal ini."
Amy tertawa kemudian segera mengambil dan melumat bibir Malekay dengan bibirnya. Kunang-kunang di sekitar seolah menjadi saksi  cinta mereka untuk yang kesekian kalinya.
***
Seminggu berlalu, di malam senin yang baru, seperti biasa, mereka akan kembali ke atas bukit itu. Untuk sekadar mengobrol hingga menikmati keindahan alam serta paduan gelap malam dengan hiasan cahaya kunang-kunang. Dengan sepeda motornya, Malekay menjemput Amy di rumah orangtuanya. Hanya dengan sedikit basa-basi, ia selalu berhasil memperoleh izin membawa pergi Amy keluar dari rumah.