Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Kado Terindah] Sepasang Kunang-kunang

6 Oktober 2019   13:56 Diperbarui: 6 Oktober 2019   22:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: esquire.com

Tiga orang bertubuh tegap tiba-tiba muncul dari barisan pepohonan. Tanpa bicara, mereka memisahkan Malekay dari ibunya. Salah satu dari mereka membius ibu Malekay hingga pingsan. Sementara dua orang lainnya menghajar Malekay habis-habisan. Malekay terluka parah hingga tewas di tempat itu, tubuhnya di buang di tengah kobaran api yang masih menyala. Sementara ibunya yang masih dalam keadaan pingsan juga turut dilemparkan.

Polisi tiba pukul dua dinihari atas laporan seseorang yang mengaku melihat kobaran api di sekitaran daerah tersebut. Namun semuanya sudah terlambat. Rumah Malekay dan ibunya sudah menjadi abu. Bersama tubuh mereka yang terkubur di dalamnya. Satu-satunya yang tersisa adalah sebuah toples dengan sepasang kunang-kunang dan secarik kertas kecil di dalamnya. Polisi menemukan toples tersebut, menyerahkannya pada Amy karena mengetahui catatan tersebut ditujukan kepadanya.

Amy menangis. Tidak percaya atas kejadian yang telah merenggut nyawa kekasihnya. Terlebih karena catatan itu berbunyi: Untuk Amy, kuberikan sepasang kunang-kunang ini. Aku sudah memahami mereka. Satu-satunya yang mereka pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar kita tetap ada dan bersama. Kamu percaya? Selamat hari jadi yang keempat tahun. Aku mencintaimu.

Amy menangis sejadi-jadinya, sekeras kerasnya. Sementara polisi menerangkan bahwa kebakaran itu terjadi akibat hubungan pendek arus listrik. Tapi Amy meragukan pernyataan tersebut. Terlebih bagaimana bisa toples tersebut ditemukan di luar rumah dan tidak tersentuh api sama sekali. Namun polisi hanya bergeming.

Berselang satu bulan, pabrik logam itu akhirnya sudah mulai dibangun. Bukan hanya di atas bukit yang kehilangan kunang-kunang, tapi juga di atas kesedihan Amy. Pada malam hari, Amy hanya akan mengurung diri di kamar dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memandangi sepasang kunang-kunang pemberian Malekay. Kado hari jadi terindah, sekaligus kenang-kenangan yang menyakitkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun