Aku ingin menulis kalimat yang tidak terlalu panjang. Tapi cukup untuk membuatmu teringat padaku. Barangkali tentang jendela usang yang terbuka.
Saat kau masuk dan menjelma angin.
Sebagai kehampaan yang memeluk lekuk tiap inci kesedihanku, yang keluar sebagai penyesalan, atau airmata yang paling tabah.
Kita adalah tanda baca yang ditemukan mata pada bait-bait kalimat, yang memberi jeda pada tiap suara; koma yang sebentar, atau titik yang berarti sebagai akhir dari segalanya.
Suatu hari mungkin kau akan mengerti.
Ketika angin merangkak ke sisi lain dari jendela yang sudah lama tidak kau buka.
Dan kau temukan ia sedang mengetuk, menawarkan kehampaan yang akan memeluk tiap lekuk kesedihan di bawah keningmu, yang keluar sebagai airmata, atau menjadi penyesalan yang paling tabah.
Saat aku datang dan bertamu dalam ingatanmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI