Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] Kelezatan Luar Biasa dari "Iwak Sapat Karing" yang Sederhana

9 Juli 2019   11:29 Diperbarui: 9 Juli 2019   12:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iwak sapat dalam bahasa Banjar, yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti ikan sepat, merupakan salah satu jenis ikan yang hidup di perairan rawa, sungai atau danau tawar. Ikan sepat dapat dengan mudah ditemukan pada perairan Kalimantan Selatan, terkhusus di sawah-sawah perkampung saya. 

Jika sudah memasuki musim hujan dan sawah menjadi banjir, ayah saya biasanya akan membentang jaring panjang dari tali nelon transparan yang tipis, atau disebut sebagai ringgi. Ringgi ayah saya memiliki ukuran jala yang ranggang (lebar), supaya ikan-ikan sepat atau ikan-ikan lainnya yang sudah berumur dan cukup besar saja yang tersangkut.

Di awal musim banjir biasanya ikan sepat yang didapat oleh ayah saya sangat banyak. Bahkan bisa memakan waktu dua jam hanya untuk melepaskan ikan-ikan itu. Meski jaring tersebut dikhususkan untuk menangkap sepat, tidak jarang juga ada ikan lain yang terperangkap. Seperti nila, papuyu, bahkan juga ada belut dan ular tanah.

Jika ikannya terlalu banyak, tentulah tidak semuanya bisa kami makan. Untuk itu, ibu saya biasanya akan menjemur ikan-ikan sepat itu hingga kering.

Orang Banjar terbiasa menyebut ikan sepat yang dijemur hingga kering itu sebagai Iwak Sapat Karing. Suguhan kuliner super murah dan super sederhana namun dengan cita rasa khas yang luar biasa.

Cara membuat ikan sepat kering sangat mudah. Terlebih dahulu ikan sepat disiang (dibersihkan), dengan cara dikelupas sisiknya, serta dipotong bagian bawah kepala ikan tersebut untuk kemudian dicuci dengan air.

Setelah itu, taburkan garam secara bolak-balik dan merata di permukaan kulit ikan sepat yang sudah dibersihkan tadi. Terakhir, ikan sepat dijemur di bawah terik matahari sehari atau dua (tergantung cuaca) hingga benar-benar kering dan menyerupai kerupuk yang siap untuk digoreng.

ilustrasi : webstagram.net
ilustrasi : webstagram.net
Orang Banjar pada umumnya lebih sering menyantap ikan sepat kering dengan digoreng, dengan tambahan cacapan (cocolan). Cacapan tersebut hanya berupa air putih, dengan perasan limau serta sedikit rempah-rempah biasa yang tentunya mudah didapatkan.

Untuk membuat cacapan atau cocolan tadi, kita hanya perlu menyiapkan piring, tentunya, kemudian limau kuit. Jika tidak ada, bisa diganti dengan limau nipis, bahkan asam kamal (asam Jawa). Tergantung selera kita. Saya sendiri cenderung lebih suka cacapan asam kamal.

Jika sudah, bersihkan limau kuit, limau nipis, atau asam Jawa tersebut. Untuk limau, potong kira-kira seperempat. Lalu taruh di piring.

Setelah itu, ambil bawang merah dan bawang putih. Potong tipis sebiji bawang merah dan satu siung bawang putih. Bisa lebih banyak sesuai porsi cacapan yang kita perlukan. Tambahkan satu sendok makan garam, serta sedikit micin. Jangan terlalu banyak. Karena kita tahu sendiri mitos micin yang digembar-gemborkan netizen.

Selanjutnya, tambahkan sedikit air. Setidaknya seujung kuku. Rasa hambar atau asin tergantung lidah kita nantinya. Bisa sesuaikan sendiri. Setelah semua bahan cacapan terendam, hal yang perlu kita lakukan hanyalah memerah limau kuit, limau nipis, atau asam Jawa yang ada di piring. Terakhir, tinggal tambahkan cabe rawit sesuai tingkat kepedasan yang kita mau.

ilustrasi : instazu.com
ilustrasi : instazu.com
Tentunya bisa kita membayangkan kegurihan dari perpaduan rasa asin yang bercampur dengan rasa masam perahan limau, serta rasa pedas dari cabe rawit.

Jika Anda ingin memasak ikan sepat kering, namun kebetulan Anda malas mencari ikan sepat, atau pun malas menjemurnya hingga kering, Anda bisa datang ke sentral oleh-oleh di Kalimantan Selatan, entah itu di Banjarmasin, Kandangan, atau pun Banjarbaru untuk membelinya. Bahkan Anda bisa dengan mudah menjumpainya di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Batuah Martapura. Tidak jarang juga ikan sepat kering dijajakan keliling oleh ibu-ibu. Khususnya di sekitaran tempat saya.

ilustrasi : webstagram.net
ilustrasi : webstagram.net
Harganya tidak mahal. Jika di pasar-pasar tradisional, kita bisa mendapatkannya dari harga lima ribu. Sedikit berbeda dengan harga yang ditawarkan di sentral oleh-oleh, mereka biasa menjualnya perkilo dalam satu bungkusan. Kisaran harga antara tiga puluh hingga lima puluh ribu rupiah.

Sebenarnya masih ada banyak kreasi masakan yang dapat menambah selera serta memperkaya rasa dari ikan sepat kering.

ilustrasi : cookpad.com
ilustrasi : cookpad.com
Beberapa di antaranya seperti Sapat Karing Ramuk (sepat kering yang diremuk seperti abon), Sapat Karing Masak Habang (Sepat Kering Balado), Sapat Karing Masak Asam (Sepat Kering Masak Asam) dan lain-lain. Yang pada kesempatan berikutnya, mungkin akan saya saya tuliskan untuk Anda.

Bagaimana? Tertarik membuat atau memasak ikan sepat kering?

Martapura, Juli 2019

Dokumentasi Semarkutiga
Dokumentasi Semarkutiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun