Mencintaimu adalah hobi, sedang menulis adalah hobi saya yang lain. Keduanya saling melengkapi. Kadang saya mencintaimu lewat menulis, kadang juga saya menulis tentang mencintaimu. Saya kira keduanya sama-sama penting.
Tapi sekarang saya sedang tidak ingin membahas tentang mencintaimu. Saya sedang ingin membahas hobi saya yang lain. Yaitu menulis. Bagi saya, menulis dan menggambar cukup memiliki kemiripan. Menulis dan menggambar sama-sama memerlukan imajinasi dan inspirasi. Hobi pertama saya pada dasarnya bukan menulis apalagi mencintaimu. Kemampuan dan hobi saya yang pertama adalah menggambar.
Sejak Sekolah Dasar saya sudah mahir menggambar. Entah menggambar logo klub sepak bola, lambang-lambang partai pada Pemilu tahun 2004, Pocong Mumun yang sempat membuat saya mimpi buruk, atau pun kaligrafi huruf Arab.Â
Barulah kemudian pada waktu SMP kemampuan saya dalam memggambar semakin terasah seiring dengan adanya mata pelajaran Seni Budaya. Saya mulai belajar membuat sketsa serta karikatur.
Di sini juga saya sering membuat komik di buku tulis. Tiga seri komik saya disukai oleh teman-teman sekelas saya. Lalu munculah pendapat-pendapat dalam benak saya, tentang bagaimana cara agar gambar pada komik saya terasa lebih hidup. Selain gambar yang tentunya harus bagus, ternyata jawaban lainnya cukup sederhana. Yakni cerita yang menarik!
Sejak saat itulah saya sering menulis cerita lebih dulu ketimbang menggambar. Hingga akhirnya saya malah menikmati proses menulis ketimbang menggambar --meskipun cerita saya tidak pernah menarik. Dan itu berlangsung hingga sekarang. Sudah lama sekali saya tidak menggambar.
Awal Mula Nge-Blog
Terus terang saya kurang suka menulis di buku semisal binder atau diary, berhubung tulisan saya juga jelek. Tapi entah kenapa saya malah suka dan seringkali menulis di tembok dan meja-meja kelas.
Baru kira-kira pada tahun 2012 saya mulai berhenti mencoret-coret perabot sekolah berkenaan juga dengan teguran guru yang berulang-ulang memperingatkan saya untuk berhenti melakukan itu.
Ketika itu saya juga baru saja memiliki smartphone android pertama saya, Samsung Galaxy Young. Dan mulai dari sanalah saya mengenal blog pertama saya, MyWapBlog, yang kini sudah terbakar jadi abu. Saya banyak menulis kata-kata alay yang menjijikkan di sana.
Selain di MyWapblog saya juga banyak "menyampah" di status Facebook hingga membuat diri saya di masa kini merasa menyesal karena pernah menjadi diri saya di masa yang lampau. Alay betul saya waktu itu. Namun begitulah saya kira baiknya untuk memberanikan diri menampakkan tulisan saya yang aneh dan menjijikan itu. Sedikit banyak saya belajar untuk merasa tidak malu.
Di grup Sahabat Pena Facebook saya juga mengenal cukup banyak orang-orang yang aktif menulis di blog (istilah kerennya, blogger). Lebih tepatnya Blogspot dan Wordpress. Yang mana waktu itu MyWapBlog sudah dalam tahap kritis. Yah, saya pikir tidak ada rugi dan untungnya juga buat saya. Toh, yang membaca tulisan saya di sana cuma saya sendiri. Selain tulisan saya yang berupa makalah, saya kira puisi-puisi alay saya malah tidak menarik sama sekali.