"Masih dengan perasaan cinta yang sama?" penjaga kubur memanggilnya dari belakang, agak sedikit menyamping ke kanan.
Dia hapus air matanya, "Lebih dari cinta, Tuan," jawabnya.
"Istri Anda mesti sangat bangga karena mempunyai suami yang baik macam Anda."
"Saya pikir malah sebaliknya."
"Saya tidak pernah menemui orang lain yang melawat ke makam seorang suami, istri atau keluarganya lebih dari Anda. Dalam dua tahun, setiap hari, itu membuktikan jumlah cinta dan kehilangan Anda."
Lelaki itu tersenyum sedikit, tetapi masih berduka. Airmatanya membasah di atas kubur istrinya.
"Saya rasa perasaan bersalah saya untuknya tentulah lebih besar," katanya lembut.
Penjaga kubur sebentar menyentuh bahunya, "Saya paham. Istri saya juga meninggalkan saya terlebih dahulu." Lelaki itu menggelengkan kepalanya sedikit. Kemudian senyap, "dia mesti tenang di sana."
"Anda tahu? Makam istri Anda adalah yang saya bersihkan paling kerap pada waktu pagi," katanya, menunjukkan senyuman yang bangga.
"Terima kasih," sahut lelaki itu, dengan sedikit senyuman dan mata masih bengkak.
***
Esok dan keesokan harinya lagi, lelaki itu masih kembali ke kubur istrinya. Dia beri senyuman kepada penjaga kubur. Dan air mata di tanah gundukan yang menyembunyikan kerangka istrinya.