Lima tahun kemudian kau akan melupakan namaku, tertawa dalam sebuah rumah singgah bersama seorang laki-laki dan balita yang sedang duduk di atas pangkuanmu.
Dalam lima tahun aku hanya akan menjadi kepingan puzzle yang tidak lagi kau cari, bagian kecil yang lipur, jelmaan sebuah kecup di dahi yang kaulupakan, atau segenggam salju yang perlahan mencair di tanganmu. Aku akan hilang.
Lima tahun ke depan aku akan menjadi lelaki menyedihkan yang berkedip hanya untuk menyelamatkan matanya dari debu jalanan, untuk merawatnya agar bisa melihat wajahmu dan anakmu satu kali lagi. Sebelum merasa benar-benar akan kehilanganmu selamanya.
Lima tahun lagi aku akan duduk sendirian di sebuah kursi kayu pada saat malam hari, ketika musim sedang kemarau, dan bintang-bintang menatapku dengan penuh rasa kasihan.
Lima tahun lagi, dan aku tidak tahu berapa lama waktu yang kuperlukan untuk bisa melupakanmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI