Apa yang tidak ada pada hari ini dan besok. Aku tidak sedang di mana-mana, bahkan di dalam kepalaku sendiri; sepi dan asing.
Seorang lelaki baru saja membuatku kesal. Kuhadiahkan sebuah kenang-kenangan berupa telur hitam tepat di matanya.
Pagi menyerupai pintu menuju sebuah kemungkinan pada nama yang telah kucoba kubur di dalam lumpur, tapi ia bangkit seperti zombi dan menggigitku saat sedang memikirkan hal-hal apa saja yang mungkin bisa menyakitiku hari ini.
Aku sudah terinfeksi dan menjadi mayat hidup yang berjalan di sepertiga  malam kedua, saat penjual nasi goreng sedang keranjingan senyum pada pelanggannya.
Tapi tidak seperti senyuman lelaki yang membuatku benar-benar kesal itu.
Apa yang tidak ada pada hari ini dan besok. Kita sudah tidak di mana-mana. Tapi kau di dalam kepalaku yang sepi.
Dan lelaki yang kupukul hingga lebam di matanya sudah mengambilmu.
: impas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI