Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

E-Sport Pilihan

Tangis Haru Muhammad Eka Saat Bendera Digital Indonesia Berkibar di WESG 2018-2019 Cina

24 Maret 2019   11:07 Diperbarui: 24 Maret 2019   11:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Muhammad Eka Sandria, atau yang biasa disapa Ari, secara sistematis dinyatakan lolos ke putaran final Pro Evolution Soccer (PES) 2019 di kejuaraan Asia World Electronic Sports Games (WESG) 2018-2019 yang diselenggarakan di kota Chongqing, Cina melalui jalur online untuk regional Asia Tenggara pada bulan Januari lalu, setelah di akhir babak kualifikasi bertengger di posisi kedua kelasemen dengan selisih 96 gol --hanya kalah dari BRUTD_Figo, perwakilan dari Vietnam yang berada dipuncak dengan selisih 100 gol.

Guru honorer SMPN 16 Banjarmasin dengan ID PSN Arie_1691 itu menjadi orang Indonesia pertama yang berpartisipasi di turnamen WESG untuk kategori PES. Namun sayangnya, mungkin, kabar membanggakan mengenai Atlet E-Sport Urang Banua tersebut belum sampai ke telinga pemerintah kota setempat. Berangkat pada awal bulan Maret tahun 2019, pada wartawan media Banjarmasinpost (Kamis, 21/03)  ia mengaku hanya membawa uang dua juta rupiah karena belum adanya bantuan dari pemerintah.

"Saya sampai utang sana sini. Saya berangkat cuma bawa uang dua juta rupiah. Itupun hasil dari pinjam. Saya pinjam kepada orangtua satu juta rupiah dan satu juta rupiah lagi hasil kumpulan dari anak-anak Komunitas PES Cangkal Games Banjarbaru," ujar  laki-laki berusia 27 tahun itu.

Muhammad Eka Sandria (tengah) - facebook/liga1pes
Muhammad Eka Sandria (tengah) - facebook/liga1pes
Ketika pertama kali  memasuki arena pertandingan yang diselenggarakan dari 11 Maret hingga 16 Maret itu, Eka menjelaskan bahwa dirinya merinding dan sempat menangis haru sewaktu melihat bendera digital berwarna merah putih berkibar. 

"Ada nama saya. Ada bendera negara saya. Saya sampai menangis seorang diri saat nama Indonesia disebut dan bendera Indonesia digital berkibar pada layar  raksasa di stadion Chongqing. Ribuan penonton menyaksikannya," seperti yang dikutip oleh Banjarmasinpost.

Di Cina, Ari berada satu grup dengan perwakilan Cina, Uzbekistan, Maroko dan Yunani. Ia mengaku merasa bangga, terharu dan sedih di saat yang bersamaan. Ia bermain seorang diri, tanpa pelatih atau pun pendamping. Hanya bermodalkan jersey yang  ia dapat dari penyelenggara liga online, Liga 1 PES, serta selembar baju khas  orang Banjar, sasirangan yang ia bawa dari rumah.

WESG PES 2019
WESG PES 2019
Kendati lolos dari fase grup, langkah Ari harus terhenti dibabak delapan besar dari kompetisi berbasis gim yang menggunakan konsol PS4 itu setelah kalah dari Alemao_Pesbr, perwakilan dari Brazil yang pada akhirnya hanya menjadi runner-up setelah di laga pamugkas ia tumbang dari perwakilan Italia, Suprema_Ettorito.

Sepulangnya dari Cina, Ari disambut hangat oleh rekan-rekan Komunitas  PES Cangkal Games Banjarbaru. Bukan hal yang mudah untuk bisa mengharumkan nama Banua, khususnya Bangsa Indonesia hingga ke luar Asia Tenggara. Selain itu, warga Jalan Perambayan 3 Sungai Ulin Banjarbaru ini juga mulai mendapat banyak sorotan terkait prestasinya. Katanya, ia tengah dilirik oleh klub-klub E-Sport luar, seperti dari Cina dan Thailand.

Komunitas PES Cangkal Games Banjarbaru (dokpri)
Komunitas PES Cangkal Games Banjarbaru (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun