Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Untuk Kamu yang Akan Menungguku Lebih Lama

17 Maret 2019   22:26 Diperbarui: 18 Maret 2019   21:59 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Pxhere.com

Aku sedang berada di titik terendah dalam hidupku. Saat ini mungkin bukan waktu yang tepat untuk kita dipertemukan. Aku tidak ingin kamu memandangku di tengah kebisuan, kehampaan, dan keputusasaan. Aku tidak mau kamu menilai aku sebagai orang yang mudah menyerah dan minim perjuangan.

Siapa pun kamu, di mana pun kamu, entah mungkin sebelumnya kita pernah bertemu, cintaku, mungkin kamu akan mengungguku lebih lama. Kamu bisa menyebut aku sebagai orang yang agak pesimis, tapi ini tidak akan terlalu lama.

Kamu hanya perlu menunggu. Aku tidak mau kamu menderita bersamaku. Mungkin enam atau tujuh tahun lagi, tunggu hingga aku benar-benar merasa layak sebagai seorang laki-laki. Aku sedang menuntut ilmu, mengejar gelar sarjana. Nanti bila aku diwisuda dengan sebuah toga, aku berdiri untukmu. Mencari pekerjaan yang layak dan membagi penghasilan menjadi dua; untuk biaya hidup sehari-hari dan cicilan rumah untuk kita diami.

Aku ingin menemuimu sebagai orang yang berada, dan membuat kamu bangga sebab memiliki aku; lelaki intelek yang kurang gagah tapi dengan sebuah titel di ujung namanya dari hasil keringatnya.
Mungkin saat ini kamu tengah bersama laki-laki lain. Aku harap dia menjagamu dengan layak, tidak menyentuh jantungmu terlalu dalam, tidak menjatuhkanmu dan tidak menyakiti hatimu hingga nanti aku siap menjemputmu dari tanggungjawab kedua orangtuamu.

Tetapi sebelumnya aku ingin meminta maaf andai tampak wajah lelaki yang akan bersamamu ini sangat pas-pasan. Matanya agak besar, kulitnya tidak putih dan agak dekil, hidungnya pesek, perutnya sedikit buncit dan banyak bicara. Aku tak akan masuk kriteria bila kamu mengidamkan lelaki setampan David Beckham, atau sekalem Nicholas Saputra di film Ada Apa Dengan Cinta. Namun hati dan keinginanku untuk sejahtera bersamamu tidak perlu kamu ragukan.

Untuk kamu yang akan menungguku lebih lama, anggap saja aku sedang berkelana. Kelak aku akan pulang dan menjemputmu dengan kereta kuda. Aku tidak akan membuatmu menyesal jika bersamaku, dalam perjalanan aku belajar untuk menjadi lelaki dengan tutur dan laku yang baik. Memang tidak akan seromantis para penyair, atau seagamis para petinggi agama. Tapi aku bisa menjadi aku; manusia yang memakai hampir seperempat abad usia hidupnya untuk menemukanmu. Menjadi aku yang bisa menghabiskan sisa umurnya untuk mencintaimu. Menjadi aku yang bisa membangunkanmu dengan lembut menjelang Subuh. Menjadi aku yang ahli dalam memijat jika kepalamu sedang sakit. Menjadi aku yang bisa memasak nasi goreng untukmu.

Aku akan ke tempatmu dan menemukanmu meski harus melewati luasnya samudra, dan berpetualang hingga entah kemana seperti film animasi ikan badut yang aku tonton beberapa bulan lalu. Cukup percaya saja bahwa aku ini menggemaskan untuk kamu rindukan dan kamu sayangi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun