Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Aku Mau Dirimu Jangan Menghilang

13 Maret 2019   19:15 Diperbarui: 15 Maret 2019   18:18 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mau dirimu jangan menghilang.
Tetap di sana, jangan ke mana-mana. 
Urusan siapa yang pergi, biar aku saja.

Aku mau dirimu jangan menghilang. 
Ini memang melelahkan. 
Tapi mencintai seseorang 
belum pernah membuatku sesenang ini.

Aku mau dirimu jangan menghilang. 
Aku tak punya apa-apa 
selain kebahagiaan melihat kau tersenyum 
di hari-hari kita kuliah. 
Melihat bayangan wajah kau 
di pantulan kaca papan tulis putih.
Kau masih ayu di hari Jum'at dan Sabtu. 
Masih semanis kau di hari Kamis.

Aku mau dirimu jangan meghilang. 
Aku cinta kau seadanya dan sekurang-kurangnya.
Dalam diam dan harapan pada bisik-bisik doa sehabis Isya. 
Tak perlu kau dengarkan. 
Ini cuma keinginan kecil 
dari seorang hamba kepada Tuhan.

Aku mau dirimu jangan menghilang.
Maafkan aku yang amatir, 
yang menghabiskan sisa hidup 
hanya untuk belajar mencintai satu orang.

Aku mau dirimu jangan menghilang. 
Aku mau mendengar suara kau
setidaknya seminggu sekali. 
Meski harus menyusup 
di antara derai daun-daun kering 
dan tiupan angin. 
Bicara apa saja, pada siapa saja.
Cukup denganku kau menjadi beku dan dingin.

Aku mau dirimu jangan menghilang. 
Aku sedih, tetapi tak apa. 
Aku masih bisa tertawa selama kau masih ada. 
Semalam aku memikirkan kau dan menjadi gugup. 
Besok kita bertemu 
agar aku bisa menghabiskan beberapa detik 
untuk memandangi kau
yang sedang tersenyum ke arah orang lain. 
Aku merasa senang dan pilu di saat yang bersamaan.

Aku mau dirimu jangan menghilang. 
Sisa umurku mungkin tak seberapa, 
dan mungkin tak akan lama. 
Kau bisa tetap hidup dan bahagia. 
Aku akan menemukan tempat pulang,
kemudian dari jauh kau bisa kuperhatikan, 
tanpa perlu takut ketahuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun