Mohon tunggu...
Alkhan
Alkhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis pemula yang mencoba lebih baik

Dengan menulis, wawasan bertambah luas. Dengan membaca, yang sudah luas semakin bertambah luas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Diam

27 Januari 2024   20:38 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisikan Diam by Alkhan

Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di tengah hutan, tiga sahabat dekat, Aria, Rama, dan Maya, tumbuh bersama dalam persahabatan yang kokoh. Mereka selalu kompetitif dalam segala hal, mulai dari lomba lari, hingga menjadi yang terbaik dalam pelajaran.

Suatu hari, desa mereka dihadapkan pada sebuah tantangan besar: perlombaan menemukan harta tersembunyi yang konon tersembunyi di dalam hutan. Tanpa ragu, Aria, Rama, dan Maya langsung mendaftar untuk ikut serta dalam perlombaan tersebut.

Perjalanan di dalam hutan tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan dan bahaya. Namun, semangat kompetitif mereka membuat mereka terus maju, bahkan ketika kelelahan mulai merasuki tubuh mereka.

Saat matahari hampir terbenam, mereka akhirnya menemukan sebuah gua yang konon menjadi tempat persembunyian harta tersebut. Tanpa basa-basi, Aria dan Rama langsung berlomba-lomba masuk ke dalam gua, saling dorong untuk menjadi yang pertama menemukan harta itu.

Maya, yang selama ini dikenal sebagai yang paling diam di antara mereka, hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya. Namun, ketika Aria dan Rama mulai saling serang dengan cemas untuk menjadi yang pertama, Maya dengan tenang memasuki gua tanpa tergesa-gesa.

Setelah beberapa saat berlalu, Aria dan Rama yang masih sibuk saling serang menyadari bahwa Maya sudah lebih dulu menemukan harta itu. Mereka terdiam, kaget dengan kejutan tersebut. Maya hanya tersenyum sambil menunjukkan harta yang berhasil ditemukannya.

"Kenapa kalian saling serang? Kalian lupa bahwa kita adalah tim?" tanya Maya dengan lembut.

Aria dan Rama saling berpandangan, merasa malu dengan perilaku mereka yang terlalu terjebak dalam persaingan. Mereka belajar dari keheningan Maya, bahwa kadang-kadang diam lebih kuat dari ribuan kata.

Dari hari itu, mereka belajar untuk saling mendukung dan bekerja sama, menyadari bahwa persahabatan adalah harta yang tak ternilai. Dan di dalam keheningan Maya, mereka menemukan kekuatan yang lebih besar dari pada suara ribuan kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun