Mohon tunggu...
Alkhan
Alkhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis pemula yang mencoba lebih baik

Dengan menulis, wawasan bertambah luas. Dengan membaca, yang sudah luas semakin bertambah luas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kritik dalam Pementasan Drama Reinkarnasi Roro Jonggrang

17 Maret 2022   11:17 Diperbarui: 17 Maret 2022   11:25 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penulis : Syahrul Ramadhan

Pertunjukan drama Reinkarnasi Roro Jonggrang yang ditampilkan oleh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Jember, Jawa Timur. Menampilkan sebuah pertunjukan drama dalam kanal Youtube resmi miliknya. Di awal pertunjukan ditampilkan seorang narator yang membuka awal jalannya drama tersebut dengan diiringi lantunan suara musik gamelan yang membuat penonton seakan-akan terbawa suasana saat menontonnya.

Kisah ini menceritakan tentang kisah cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang ia lakukan. Cerita ini juga menjelaskan tentang asal mula Candi Sewu atau lebih dikenal dengan Candi Prambanan.

Pertunjukan seni tersebut menggunakan latar panggung berwarna hijau dan terdapat alas karpet berwarna merah. Dengan mengandalkan sedikit cahaya yang memberikan pencahayaan kepada para pemain tersebut. Lalu para pemeran menjadikan jalannya drama ini dengan benar dan tidak merasa bosan. Selain itu, banyaknya pemeran membuat mereka tidak gugup dan mampu membuat pementasan menjadi hidup.

Alunan musik gamelan ditampilkan pada awal pertunjukan dimulai. Dan terdapat keunikan dari pementasan tersebut yaitu para pemeran pementasan drama ini semuanya adalah perempuan.

Ketika pertunjukan sedang berlangsung, latar tempat yang tidak jelas menggambarkan setiap kejadian peristiwa. Hanya ada sebuah kursi dan dua bendera yang dipindahkan ketika babak berganti. Membuat penonton kebingungan dengan keberadaan tempat tersebut. Kemudian hanya ada satu candi yang ditampilkan dalam pementasan tersebut dirasa sangat kurang.

Suara tawa penonton yang hadir saat pementasan membuat pementasan menjadi kurang rapi. Selain membuat bising, suara tawa pun terdengar mengganggu suara pemeran yang sedang berdialog. Dikarenakan seluruh pemerannya wanita. Pemeran bandung Bondong Bondowoso dirasa kurang tepat, karena tidak terlihat layaknya seorang pangeran yang gagah perkasa.

Pertunjukan seni yang ditampilkan seperti kekurangan bahan-bahan propperti, karena hanya ada sedikit properti yang digunakan dan ditampilkan. Dan penampilan drama ini lebih mengarah kepada komedi.

Kejanggalan terdapat pada pementasan tersebut Roro Jonggrang tidaklah menumbuk padi, tetapi ia tertidur pulas. Hingga akhirnya jin berhasil membangun 1000 candi.  Jin dan Bandung Bondowoso pun bertengkar memperebutkan sang putri. Dan akhir kisah, Roro Jonggrang tidaklah dikutuk menjadi patung.

Pertunjukan seni yang ditampilkan oleh kanal Youtube Channel Nuris sudah memberikan penampilan yang bagus dan baik. Pertunjukan pun susah sesuai dengan beberapa unsur pembangun drama dan memberikan pesan positif terhadap penonton dan pemeran. Tidak hanya kelebihan, ada juga kekurangan dalam pertunjuan seni teater tersebut. Semoga untuk pementasan selanjutnya dapat diperbaiki dan dapat berkembang jauh lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun