Dr. Taufiqqurahman M.Hum dari MD KAHMI Surabaya menjadi pemateri dalam pertemuan yang membahas tentang Intuisi dan Masalah Revitalisasi Akhlak Dalam Bingkai Pancasila.
Proses non-linier dan non-empiris dalam meperoleh serta menafsirkan informasi yang ditujukan untuk menjawab sebuah pertanyaan disebut intuisi. Intuisi merupakan tentang hal-hal yang diketahui. Akan tetapi di lain sisi terkadang manusia tidak sadar akan kemampuan untuk mengetahui tersebut.
Sarana yang wajib di lakukan oleh sekedar bangsa Indonesia merupakan penafsiran dari relektivitas akhlak. Berdasarkan teori relativitas yang dikemukakan oleh Einstein, pada dasarnya setiap material yang dapat bergerak dengan kecepatan tinggi dan berjarak yang jauh dengan pengamat maka akan terlihat material tersebut bergerak lebih lambat padahal material tersebut bergerak sangat cepat.Â
Pancasila dapat menerapkan nilai-nilai islam, maka sesungguhnya kedua unsur ini Pancasila dan Islam memiliki keterkaitan satu sama lain dalam harapan sebagai ideologi bangsa. Kader HMI diharapkan dapat mempergunakan intuisi kita dan mengidentifikasi masalah yang ada untuk dapat mengimplementasikan relaktivitas akhlak secara optimal.
Sumber :
Day, L. (2006). Practical intuition. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu sebuah Rekonstruksi Holistik, (Bandung:Arasy Mizan dan Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005 /1426 H.), cet. I, hal. 39
Fuad, F. (2012). Islam dan ideologi Pancasila, sebuah dialektika. Lex Jurnalica, 9(3), 18033.
Siswanto, J. (1992). Teori Relativitas dalam Perspektif Filosofis. Jurnal Filsafat, 1(1), 50-62.
Myers, D.G. (2002). Intuition: The powers and
perils. London: Yale University Pres
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H