Mohon tunggu...
Syahrul Banadi
Syahrul Banadi Mohon Tunggu... Guru - guru

Saya seorang guru di sekolah SMK, yang lagi melaksanakan Pendidkan Profei Guru di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wawasan Kebhinekaan Global untuk Mewujudkan Sekolah Damai

1 Februari 2024   08:04 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2024)

Pada tanggal 14 Januari 2024 yang lalu, Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan workshop secara daring tentang Wawasan Kebhinekaan Global (WKG). Workshop Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) ini merupakan bagian dari kegiatan yang harus ditempuh oleh mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Kategori 1 Angkatan 3 untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kebhinekaan global. Kegiatan workshop tersebut diawali dengan pelaksanaan pre-test untuk mengukur pengetahuan mahasiswa tentang kebhinekaan global, yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang lima topik yang ada di dalam wawasan kebhinekaan global, sampai pada bagaimana peranan wawasan kebhinekaan global di dalam kehidupan kita dan di dalam proses pembelajaran.

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah kebhinekaan karena para pendiri bangsa Indonesia telah mewariskan kebhinekaan kepada kita dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.  Kebhinekaan global itu sendiri berarti saling toleransi dan menghormati keberagaman. Sikap saling menghormati perbedaan ini merupakan salah satu dimensi Profil Pelajar Pancasila. Ini sangat penting untuk dipahami bagi peserta didik sebagai generasi muda Indonesia agar mereka menyadari pentingnya mempertahankan budaya asli, identitas, dan lokalitas mereka sambil tetap terbuka untuk berinteraksi dengan budaya lain sehingga mereka dapat menanamkan sikap toleransi yang tidak melanggar budaya leluhur bangsa. Namun kebhinekaan yang dimaksudkan dalam profil pelajar Pancasila bukan hanya dalam skala Indonesia saja tetapi juga dalam skala dunia.

Pada kenyataannya, membangun rasa toleransi bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini, masih sering kita jumpai berbagai konflik yang terjadi di dunia pendidikan karena kurangnya rasa toleransi peserta didik terhadap orang lain dan juga kepada sesama peserta didik. Oleh sebab itu, wawasan kebhinekaan global merupakan dimensi yang penting untuk dikembangkan dalam diri peserta didik. Kita sebagai guru perlu menanamkan wawasan kebhinekaan global kepada peserta didik pada saat proses belajar mengajar dan mengajak mereka untuk mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta sekolah yang damai bagi peserta didik. Untuk itu, sebelumnya kita harus memahami beberapa topik yang terdapat dalam wawasan kebhinekaan global yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu: (1) kebhinekaan global; (2) kebhinekaan nasional; (3) kebhinekaan dalam skala personal; (4) kebhinekaan di sekolah; serta (5) sekolah damai.

Topik yang pertama adalah kebhinekaan global. Kebhinekaan global menggambarkan tentang tindakan saling menghormati dan toleransi terhadap keanekaragaman budaya yang ada di dunia, baik budaya lokal maupun internasional. 

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini membuat pertukaran budaya semakin mudah, namun hal ini dapat mengancam identitas negara dan budaya lokal apabila generasi muda tidak memiliki bekal yang cukup untuk mempertahankan dan melestarikannya. Untuk membuat siswa sadar dan memahami pentingnya menghargai kekayaan budaya yang ada di dunia, mereka harus mengenal budaya dan tradisi bangsa lain. Dengan begitu, mereka akan mampu menjadi anggota masyarakat yang berkomitmen kuat untuk menjaga keutuhan negara, menampilkan adat istiadat atau budaya luhur bangsa di pentas global, meningkatkan pemahaman akan lintas budaya, dan bekerja sama dengan bangsa lain dalam menghasilkan inovasi yang kelak berguna bagi kemajuan bangsa, serta turut menjaga perdamaian dunia.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2024)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2024)
Topik yang kedua adalah kebhinekaan nasional. Sebagai negara yang majemuk, Indonesia memiliki banyak keberagaman baik dari segi agama, suku, etnis, bahasa, budaya, dan lain-lain. Keragaman tersebut sesungguhnya dapat menjadi perekat kesatuan dalam bernegara. Akan tetapi, kerentanan dalam bentuk perpecahan dalam bangsa bisa timbul apabila kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempunyai semangat persatuan. Sehingga, rasa kebhinekaan nasional harus ditingkatkan agar peserta didik dapat mengenali dan toleran terhadap keanekaragaman budaya bangsa sendiri dan bangsa lain, tanpa kehilangan rasa bangga atas identitas nasional mereka. 

Selain itu, penting bagi peserta didik untuk memahami tentang pentingnya kerjasama antar budaya yang ada di Indonesia. Ini akan membantu peserta didik untuk bekerjasama dengan orang dari latar belakang budaya yang berbeda dan juga membantu mereka agar dapat secara bijak menyikapi keadaan atau kondisi lingkungan masyarakat mereka.

Topik ketiga adalah kebhinekaan dalam skala personal. Kebhinekaan dalam skala personal merupakan dasar untuk memahami, menghormati, dan merangkul perbedaan dalam lingkup personal atau individu. Dengan kata lain, kebhinekaan dalam skala personal menitikberatkan pada bagaimana kita bisa menghargai, menerima dan menoleransi perbedaan identitas diri seseorang seperti keyakinan, budaya, pandangan politik, preferensi pribadi, dan sebagainya ke dalam kehidupan pribadi individu. 

Dalam kegiatan pembelajaran, kebhinekaan dalam skala personal dapat dikembangakan di dalam diri peserta didik dengan mengajak mereka untuk mengenali identitas diri mereka ataupun kelompok yang ada di lingkungan sekitar. Kemudian, dilanjutkan dengan memberikan contoh praktik baik toleransi terhadap identitas tersebut. Misalnya, kita hidup berdampingan dengan tetangga yang berasal dari berbagai daerah. Kita akan mengenali bagaimana karakteristik, sifat-sifat, dan kebiasaan mereka dalam pergaulan. Ketika kita sudah mengenalinya, maka kita akan lebih berhati-hati dan akan memaklumi jika terdapat sikap atau perilaku mereka yang tidak sama dengan perilaku kita. Pemahaman terhadap identitas yang demikian juga akan mengarahkan peserta didik untuk menghapus prasangka dan menghargai keberagaman yang ada.

Topik keempat adalah kebhinekaan di sekolah. Sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tapi lebih dari itu, sekolah punya peran penting dalam membangun karakter, moral dan sosial peserta didik yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, sekolah merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan dan menerapkan kebhinekaan melalui pembelajaran. 

Pemahaman keragaman melalui pembelajaran di sekolah dapat dimulai dengan mengarahkan interaksi yang baik di antara peserta didik walaupun mereka berasal dari berbagai ras, suku, etnis dan agama yang berbeda, serta saling menghargai perbedaan pendapat. Sehingga dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan terbiasa untuk saling menghormati dan menghargai, mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik tanpa membeda-bedakan latar belakang, mau menerima pendapat orang lain, dan mampu berkomitmen pada keputusan yang telah disepakati bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun