Mohon tunggu...
M. Syahrul Utama
M. Syahrul Utama Mohon Tunggu... Jurnalis - MSUtama مُحَمَّدُ شَهْرُالْأُتَمَاا Allahu Arrahman Arrahim/Content Creator @Journalist/CEO - MSUtama Rekayasa - Inovatif Future/Mechanical Engineering Of Education Department/

MSUtama مُحَمَّدُ شَهْرُالْأُتَمَاا Allahu Arrahman Arrahim/Content Creator @Journalist/CEO - MSUtama Rekayasa - Inovatif Future/Mechanical Engineering Of Education Department/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Epilog: Kebenaran yang Menggairahkan

5 Maret 2019   12:22 Diperbarui: 20 November 2020   12:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Satu gulungan layar yang kesepian di teluk memanggilku. sudah terlalu lama aku tidak pulang pada diri scndiri, duduk semalaman dan pasang laul luruh dari kakiku yang pucat.

Bagi Dahri Daidan, puisi adatah kelnaran yang menggairah* kan. Hal itu diakuinya sendiri dalam pengantar buku ini. tugas saya adalah memberikan prolog, bagaimana kebenaran yang menggairah-kan itu? Tentu tidak lepas dari contoh-contoh paling jitu yang ditun* jukkan oleh D-ahri sebagai penyaimya. 

Kutipan pembuka prolog ini bisa menjadi petunjuk yang mem. buat kita lebih mengenal penulis tlan aspirasinya. Kita mendapat
isyarat bahwa ada seorang aku lirik yang "sudah terlalu lama tidak pulang (ke)pada diri(nya) sendin." Siapakah aku Iirik itu? apakah dia satu sosuk manusia yang duduk setnalaman di tepi pantai? Derniki* an asiknya sampai tidak menyadari babwa air laut sudalt surut, dan meninggalkan kakinya yang pucat. 

Atau ada tafsiran berbeda. Jangan.jang,an aku lirik dalam puisi itu bukan manusia. Bagaimana kalau ia adalah sebuah perahu, atau sebuah mahluk lain, atau sebuah bangsa, satu masyarakat yang diper-sonifikasikan menjadr seorangaku"? coba kita abaca larik berikutnya:  jejeran perahu putih sclalu memanggil diriku yang paling dalam. bau geladak tua. bau garam terpendam. amis darah ikan. tanda baca yang menufiskan dirinya sendirk tanda baca asal mula rindu yang menghidupimu dari ribuan mil laut. tanda baca yang hanya kamu temukan di relung pulang.

Ooo, temyata aku adalah sunda baca yang menuliskan dirinya sendilif Aku bukan sekadar manusia scperti kita, dcngan otak, hati, badan, kcpala, tangan dan kaki; tetapi "tanda baca yang hanya kamu temukan di relung pulang." Infiah salah satu dari kebenaran yang menggairahkan ink Sung-guh menarik mengikuti alur perasaan dan pikiran Dalui Dahlan. 

Sebagai seorang penyair, manusia sastra yang hidup untuk dan dari kata.kata, ia telah menemukan rumusan eksistensi dan peranannya. Saya pikir ini adalah tanda kematangan dalam berkarya. Setiap karyanya memiliki teknik yang khas, irama dan bahasa pribadk ltu tandanya Dahri telah membangun gaya dan ciri-wanci (katukter) yang original miliknya. Saya menyambut dengan gembi. ra buku ini, dan pasti akan membaca satu-persatu karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun