Di era berkembangnya teknologi informasi saat ini, sangat merambat pada seluruh bidang kehidupan masyarakat, termasuk bidang pendidikan. Pada era revolusi industri 4.0 diperlukan tiga literasi yaitu literasi data, literasi manusia, dan literasi teknologi. Yang itu dituntut harus di lakukan oleh manusia.Â
Sedangkan pendidikan dalam era society 5.0, memungkinkan siswa atau mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran berdampingan dengan robot yang sudah dirancang untuk menggantikan peran pendidik. Tentunya keberlangsungan pendidikan akan semakin mudah tanpa harus mencari tenaga pengajar.Â
Akan tetapi jika ditinjau dari segi agama, jika pengajar digantikan oleh robot kebarokahannya ilmu akan berkurang bahkan bisa saja nol tanpa ada kata barokah, karna guru yang dihadapi adalah robot yang itu tidak akan bisa apa-apa jika tidak dikontrol, dan tidak memiliki perasaan atau sakit hati jika siswa tidak mendengarkan penjelasan oleh si pengajar.
Revolusi industri 5.0 dalam dunia pendidikan menekankan pada pendidikan karakter, moral, akhlak dan keteladanan. Jika berbicara terkait ilmu pengetahuan itu masih dapat digantikan oleh teknologi, karna masih bisa dijelaskan oleh teknologi, akan tetapi jika penerapan soft skill maupun hard skill yang dimiliki tiap peserta didik tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan berbasis kompetensi, pemahaman dan pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan virtual atau augmented reality dan penggunaan serta pemanfaatan AI (Artifical Intelligence). Masyarakat dan pemerintahan harus benar-benar siap apabila meng upgread teknologi yang berbasis 5.0,Â
akan membutuhkan banyak pertimbangan yang matang, karna untuk masa depan generasi bangsa, yang itu semua perlu diperjuagkan oleh pemerintahan dan didukung oleh masyarakat, tanpa masyarakat pemerintahan tidak akan sukses meng upgread revolusi industry 5.0 tersebut.
Kurikulum perlu diupgread secara optimal yang bisa menunjang keberlangsungan pembelajaran karna kurikulum juga merupakan salah satu hal yang mampu mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik agar siap menghadapi revolusi industri 5.0. Untuk memastikan kurikulum berjalan secara optimal,Â
guru harus memiliki kompetensi yaitu educational competence, competence for technological commercialization, competence in globalization, competence in future strategies serta counselor competence. Guru juga perlu memiliki sikap yang bersahabat dengan teknologi, kolaboratif, kreatif dan mengambil risiko,Â
memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara menyeluruh (holistik), yang bisa mensukseskan kegiatan belajar mengajar secara maksimal dengan kolaborasi dengan teknologi tentunya akan mempermudah pembelajaran.
Revolusi Industri 5.0 bukanlah hal yang baru. Karena itu merupakan antithesis dari Revolusi Industri 4.0, era yang kembali pada masa industri. Kolaborasi manusia dan teknologi dan digital semakin nyata. Banyak robot yang sudah mulai diarahkan untuk berkolaborasi dan bersentuhan langsung dengan manusia.Â
Dapat dibayangkan dibidang pendidikan manusia dan robot akan berkolaborasi dalam proses pembelajaran, baik dalam ruang kelas nyata maupun virtual seperti sekarang ini.Â