https://www.harapanrakyat.com/2024/07/sejarah-pangeran-santri-sumedang-membawa-perdamaian-islam/
Sumedang, adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat yang kaya akan sejarah dan budaya, menjadi saksi bisu perjalanan Islam di tanah Pasundan. Proses Islamisasi di wilayah ini bukanlah sekadar pergantian keyakinan, melainkan sebuah perpaduan yang harmonis antara ajaran Islam dengan nilai-nilai luhur budaya Sunda. Masuknya agama Islam di kota Sumedang ini merupakan salah satu bentuk  identitas budaya masyarakat Sumedang hingga kini. Proses Islamisasinya pun melalui berbagai macam cara di kota Sumedang tersebut. Salah satunya dengan cara pendekatan budaya, dengan cara pendekatan budaya. Proses Islamisasi tersebut dengan memadukan dengan nilai - nilai budaya lokal yang sudah ada.Â
Contoh seperti yang paling terkenal adalah pernikahan antara Pangeran Santri, seorang ulama dari Cirebon, dengan Ratu Pucuk Umun, seorang ratu di Sumedang. Pernikahan ini menjadi titik tolak penyebaran Islam di kalangan keluarga kerajaan dan masyarakat umum. Lalu dengan cara menggabung - gabungkan unsur - unsur budaya lokal dengan ajaran Islam seperti upacara adat tertentu diberi makna religius atau dikaitkan dengan ajaran Islam. Lalu dengan cara seni dan budaya, cara ini memadukan antara kesenian wayang dan gamelan dengan tujuan untuk menyampaikan pesan - pesan Islam di kalangan Masyarakat. Lalu dibangunnya Masjid-masjid di Sumedang, seringkali kita temukan masjid di daerah Sumedang ini memiliki ornamen dan arsitektur yang dipengaruhi oleh seni dan budaya Sunda. Hal ini membuat akulturasi yang cukup kental antara Islamisasi yang masuk dengan budaya lokal yang sudah ada sejak lama. Cara pendekatan budaya ini tidak memaksakan ajaran Islam secara kaku, melainkan mengadaptasikannya dengan nilai-nilai budaya lokal yang sudah ada sejak dahulu.
Perkembangan agama Islam di kota Sumedang ini merupakan peran penting bagi masyarakatnya dalam menganut kepercayaan. Dalam proses perkembangan islam ini juga mengalami proses akulturasi dengan budaya Sunda. Hal ini terlihat pada berbagai tradisi dan ritual keagamaan yang masih dijalankan hingga kini. Sejarah panjang Sumedang sebagai pusat kekuasaan telah menciptakan perpaduan yang unik antara budaya Islam dan warisan Hindu-Buddha dari kerajaan-kerajaan terdahulu. Akulturasi budaya ini terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumedang, mulai dari tradisi, seni, hingga kepercayaan. Penyebaran Islam ke masyarakat sumedang baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Proses ini berlangsung secara bertahap dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.Â
Meskipun di Sumedang ini telah mengalami banyak berbagai perubahan seiring berjalannya waktu, masyarakat Sumedang masih terlihat sangat menjunjung tinggi warisan budaya leluhur mereka, terutama yang berasal dari kerajaan-kerajaan besar di tanah Sunda dan Jawa seperti Galuh, Mataram, dan Cirebon. Hal ini tidak mengherankan, karena Sumedang pada masa lalu pernah menjadi pusat pemerintahan yang sangat berpengaruh. Posisi strategis ini membuat Sumedang menjadi tempat bercampurnya berbagai budaya dan tradisi dari berbagai wilayah. Akibatnya, budaya Sumedang saat ini memiliki lapisan-lapisan yang sangat kompleks dan unik, yang merupakan hasil dari perpaduan berbagai pengaruh budaya sepanjang sejarah.Â
Proses Islamisasi di Sumedang merupakan sebuah perpaduan unik antara ajaran Islam dengan akar budaya Sunda yang kaya. Sebagai penerus Kerajaan Pajajaran, Sumedang telah berhasil menyatukan warisan Hindu-Buddha dengan nilai-nilai Islam. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumedang hingga saat ini. Pengaruh kerajaan Mataram dan sinkretisme budaya ini telah menghubungkan antara Sumedang dan kerajaan Mataram menjadi signifikan terhadap perkembangan Islam di wilayah ini. Para raja Sumedang secara aktif menginternalisasi nilai-nilai keislaman dengan tetap menghormati warisan budaya Sunda, termasuk animisme. Akibatnya, tumbuh subur sebuah tradisi Islam yang khas, yang menggabungkan unsur-unsur Islam Mataram dengan kepercayaan animisme Sunda.
Hal ini terlihat jelas dalam berbagai tradisi lisan dan artefak budaya yang masih dijaga hingga kini. Mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat Sumedang seringkali menggabungkan unsur-unsur Islam dan animisme, menunjukkan adanya sinkretisme yang harmonis antara kedua agama tersebut. Kita patut bersyukur karena masih memiliki warisan berupa naskah kuno yang menceritakan secara detail tentang awal mula penyebaran Islam di Sumedang. Dua naskah yang paling relevan adalah Babad Sumedang dan Nagarakretabhumi.
Walaupun keduanya memiliki sedikit perbedaan dalam penyampaian, namun secara garis besar, kedua naskah ini menceritakan kisah yang sama, yaitu bagaimana Islam pertama kali masuk dan berkembang di wilayah Sumedang. Dalam konteks penulisan sejarah nasional yang semakin marak, penelitian mendalam tentang sejarah lokal seperti Sumedang menjadi sangat penting. Dengan menelusuri secara objektif dan komprehensif bagaimana agama Islam berkembang di wilayah ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang sejarah Indonesia, khususnya di bagian barat.
Islam di Sumedang telah menempuh perjalanan yang panjang dan penuh dinamika. Di tengah arus modernisasi, Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti radikalisme, liberalisme, dan sekularisme. Namun, Islam di Sumedang juga memiliki peluang untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan Islam di Sumedang yaitu dengan cara:
Penguatan Pendidikan Agama: Pendidikan agama harus terus ditingkatkan kualitasnya agar generasi muda memiliki pemahaman yang benar tentang Islam.
Pengembangan Ekonomi Umat: Peningkatan ekonomi umat Islam akan memperkuat posisi Islam di masyarakat.
Dialog Antaragama: Dialog antaragama perlu terus dilakukan untuk membangun toleransi dan kerukunan umat beragama.
Pemanfaatan Teknologi: Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan memperluas dakwah.
Pada intinya Islam di Sumedang merupakan contoh nyata tentang bagaimana agama dapat beradaptasi dan berakar dalam sebuah budaya. Perpaduan harmonis antara iman dan budaya ini menjadi kekayaan tersendiri bagi masyarakat Sumedang dan Indonesia. Islam di Sumedang juga adalah hasil perpaduan indah antara ajaran Islam dan budaya Sunda. Proses Islamisasi yang dilakukan dengan bijaksana menghasilkan tradisi Islam yang unik dan khas. Warisan budaya leluhur tetap dihormati dan dilestarikan, sehingga menjadikan Islam di Sumedang sebagai contoh harmoni antara iman dan budaya.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Masjid_Agung_Sumedang.jpg
Sumber Referensi :Â
Thohir, A. (2013). Sumedang Puseur Budaya Sunda: Kajian Sejarah Lokal.
Luthfiatin, G., & Abdillah, A. (2022). Sejarah Penyebaran Islam Di Sumedang Melalui Pendekatan Budaya. Priangan: Journal of Islamic Sundanese Culture, 1(1), 48-59.
Sujati, B. (2019). Tradisi Budaya Masyarakat Islam di Tatar Sunda (Jawa Barat). Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 1(1), 37-51.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H