“Promnight tinggal nunggu hari nih, kita jadi dateng bertiga Ara,kan?” tanya Shilla pada Rio. “jadi dong.. kita bertiga nanti bareng-bareng ya kesana.” Ujar Rio dengan semangatnya.
Malam itu pun datang, semua anak terlihat bahagia saat promnight. Malam ini bisa di sebut sebagai malam perpisahan karena seminggu lagi mereka akan mengadakan hari perpisahan dan kelulusan. Rio lulus dengan nilai yang memuaskan, peringkat pertama dapat diraih nya dalam Ujian Nasional tahun ini. Begitupun dengan Ara.. walaupun tidak sama dengan peringkat Rio, namun Ara mendapatkan universitas yang ia idamkan sejak dulu. Tidak ketinggalan denga Shilla, wanita yang di cintai Rio ini benar-benar lulus dengan hasil memuaskan juga di terima di salah satu universitas kedokteran.
“Hai semuanya..... gue mau ngomong sesuatu nih..”. tiba-tiba terdengar suara Rio yang berbicara di tengah kerumunan teman-temannya.. “gue itu sebenernya mengidap Glioma,lhoooo.. kanker tulang belakang dan udah akut banget.. hahahahaha” Rio mengutarakan kaliamat itu dengan nada lelucon dan tertawanya yang cukup keras. Dari sisi lain ada Ara yang menarik Rio dan berkata, “hahahaha lo semua kayak gak tau Rio aja, dia kan biasanya suka bercanda.”
...... Semua hening, antara percaya atau tidak namun semua teman-teman Rio sekejap merasakan khawatir, tidak lain adalah Shilla.. tersentak menangis saat mendengar kalimat Rio tadi. “Gila lo,Yo! Ngomong apasih lo barusan? Mau buat perhatian baru di sekolah?” Tanya Ara dengan sinis. Dan dengan lantang nya Rio menjawab, “gue Cuma bercanda kali, dan seenggak nya biar mereka nanti gak tanda tanya waktu ngeliat gue udah meninggal”. “heh ngomong apa sih lo?!!!” Tegas Ara.
Hari yang di tunggu-tunggu datang. Kelulusan itu sudah didepan mata. Semua siswa antusias dengan hari ini, entah apa yang istimewa hari ini.. tapi tetap saja bagi Rio hari ini masih seperti hari biasanya, tanpa ada yang istimewa kecuali hadir nya Shilla yang ada di sampingnya. Hari yang aneh.. tidak biasa-biasanya Rio memeluk Shilla dengan erat, “Shilla.. kamu harus jadi dokter. Kelak suatu saat nanti mungkin Cuma kamu satu-satu na dokter yang bisa sembuhin penyakit aku”. Kata-kata Rio yang membuat Shilla bertanda tanya.
Mala petaka itu datang, saat semua siswa bahagia mendapatkan kelulusan. Namun tidak untuk Rio.......... “Yo......bangun!!! Rio kenapaa?!!!!”. Suara teriakan itu datang dari belakang panggung. Ternyata Rio sudah terbaring di lantai, dengan darah yang menyelimuti hidung hingga setengah wajah Rio. Semua panik.. haru biru pun terasa di hari perpisahan ini. Semua darah penuh di setengah wajah Rio, bahkan mata itu.. mata yang mempunyai sorot seperti pelangi seakan redup, habis, dan mati tenggelam merah nya darah itu. Hari perpisahan yang mungkin tidak hanya untuk para siswa. Namun juga untuk Rio......
( http://syyahrima.blogspot.com/2013/02/sorot-pelangi.html )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H