Mohon tunggu...
Syahril Batubara
Syahril Batubara Mohon Tunggu... -

pujian dan sanjungan adalah racun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mau Merokok? Silahkan Keluar!

15 Oktober 2010   19:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:24 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang kumis (Foke) kembali membuat gebrakan dengan membuat Pergub larangan merokok di dalam gedung. sori bos diuar saja..ok.. Untung saya sudah berhenti merokok. Bukan karena merokok dilarang atau rokok sudah nggak enak lagi melainkan karena sang rokok sudah mulai merusak, mulanya mata terus ke paru-paru hingga jauh.... saya yakin bang foke ingin menyelamatkan banyak manusia terutama orang-orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok (perokok pasif). Berarti bang foke konsen sama pepatah "orang makan nangka awak kena getahnya". Tapi bagaimanapun juga para perokok adalah "dermawan" yang karena mereka industri rokok yang dari hulu hingga hilir-termasuk negara- memperoleh banyak duit. industri rokok rumahan Sampai kapanpun persoalan rokok dan merokok akan menjadi pro kontra, apalagi keberadaan rokok adalah legal, baik produksi, distribusi maupun penggunaannya. Sebagai regulator Pemerinta DKI jakarta tidak salah mengeluarkan aturan apakah itu lokalisasi, pembatasan maupun pelarangan asalkan sudah dikaji benar dalam arti tanpa ada pesanan dari pihak-pihak yang justru diIuar DKI jakarta sendiri. Lebih jauh lagi sejauh mana efektifitas peraturan ini dapat diimplementasikan di tingkat lapangan, jangan-jangan sang penertib adalah maniak rokok sejati. Belum lagi mekanisme sanksi yang akan diberikan bagi pengelola gedung-gedung tersebut. Bagi perkantoran atau mall sekiranya tidak begitu ada hambatan karena core bisnis mereka diluar rokok, tapi bagaimana dengan restoran apalagi tempat hiburan yang produknya ada kaitan dengan rokok ?. Saya sampai sekarang masih terbayang bagaimana nikmatnya merokok setelah makan, rasanya tidak boleh ada yang mengganggu. Begitu pula dengan tempat "hiburan yang Jakarta adalah surganya", disini- PUB, BAR,Karaoke, Diskotek- adalah tempat reuni sehari-hari semua kalangan termasuk juga (mungkin) orang-orang yang pekerjaannya merancang peraturan itu sendiri. [caption id="attachment_291179" align="alignright" width="172" caption="ilustrasi kongkalikong by google"][/caption] Kita memang piawai membuat peraturan tapi masalahnya justru pada penegakan peraturan yang ada. Sering kali lihat akibat tidakk mampu menjalankan peraturan dibuat peraturan baru, begitu seterusnya... Sebagai warga negara kita juga berharap peraturan ini tidak dijadikan sebagai alat bergaining demi kepentingan kelompok tertentu. Tapi kalau Bang Foke konsisten tanpa pandang bulu bukan tidak mungkin akan muncul Sebastian Pinera di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun