Mohon tunggu...
Syahril Batubara
Syahril Batubara Mohon Tunggu... -

pujian dan sanjungan adalah racun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JK Bukan Penduduk Pulau Komodo

4 November 2011   16:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:03 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjelang batas waktu pengumuan 7 keajaiban dunia baru kontroversi terus berlanjut. Ditengah kampanye dukung komodo yang semakin masif beberapa pihak justru kontra dengan alasan kredibilitas yayasan new7seven wonders, mulai dari pengamat media IT sampai pejabat pemerintahan. Adalah JK yang terus terang membuat saya tergerak  menyisihkan sebagian kecil cadangan pulsa untuk vote komodo. Dinegara yang para pejabatnya ini ahli bersilat lidah premium call buka barang baru, bahkan untuk sebuah event hura-hura belaka pun banyak direspon oleh masyarakat dan tidak ada pernyataan tentang kemana aliran premium call tersebut sebagaimana dipersoalkan Duta besar indonesia untuk swiss (dalam sebuah wawancara televisi). JK bukan penduduk Pulau Komodo Muhammad Jusup Kalla adalah orang Sulawesi Selatan sedangkan saya adalah orang Sumatera, baik Pak JK dan saya ataupun sebagian besar pengirim SMS vote komodo tidak tinggal di Pulau Komodo. Andaikata masyarakat NTT maju dan mendapat kemakmuran karena industri pariwisatanya maju itupun tidak berdampak langsung pada saya, apalagi jika mereka dalam kondisi terbelakang. Saya yakin orang-orang NTT adalah pekerja keras sekalipun tanah mereka tidak seproduktif daerah lainnya (atau mungkin karena kurangnya perhatian), sehingga mereka banyak yang memilih jadi perantau ke kota-kota besar hingga keluar negeri Dengan alasan yang sederhana pak JK mengungkapkan (dalam sebuah reliti show) bahwa kita mendukung pulau komodo menjadi salah satu keajaiban dunia baru dengan harapan mendatangkan turis lebih banyak yang pada akhirkan mampu memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar pulau dan NTT secara umum. Tabiat panglima talam Bagi saya kontroversi yang muncul tidak sekedar keraguan tentang kredibilitas yayasan new7wonders - padahal kementrian Budpar lah yang telah mendaftarkan pulau komodo pada tahun 2007 ke yayasan New7Wonders -  atau kemana aliran dana SMS vote komodo, tapi lebih karena tampilnya seorang Muhammad Jusuf Kalla sebagai duta pulau komodo yang seolah mampu menghipnotis masyarakat secara masif - ditengah merosotnya kepercayaan kepada pemerintahan saat ini -  agar memberikan dukungan pada pulau komodo apalagi dengan mereduksi biaya premium call dari Rp.1000 menjadi Rp.1 ( suatu hal yang tak mampu dilakukan oleh orang-orang yang kontra dukung komodo). Panglima talam adalah gambaran suatu tabiat yang selalu ingin tampil ditengah (menjadi pahlawan), tapi jika dia tak mungkin tampil sebagai pahlawan maka tak segan-segan merusak atau mengacaukannya. Antara pemimpin dan negarawan Seseorang mungkin saja punya bakat atau kesempatan menjadi seorang pemimpin dan penguasa, bahkan seorang penguasa bisa mempertahankan kekuasaannya dalam jangka waktu yang panjang, tapi begitu dia kehilangan kekuasaan namanya pun bak hilang ditelan bumi kecuali untuk hal-hal yang berkonotasi negatif. Dunia telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin hebat tapi hanya beberapa dari mereka dikenang sebagai seorang negarawan. Bagi saya Muhammad Jusuf Kalla adalah seorang negarawan, yang masih sempat menyisihkan masa-masa tuanya untuk hal-hal bermanfaat bagi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun