Seorang pria sambil berdiri menyengaja menanti terbit matahari pada hari itu.
Sambil merenung ia menyesali keadaan alam yang kian berubah.
Mengapa sawah kini semakin sempit tergantikan lahan permukiman?
Ahhh... kilas balik membuatnya mengirup udara terlalu dalam,
Ia perlahan mulai memegang lutut dan bertekuk terasa ginggil angin pagi menyapa.
Berlari, kotor, basah, Â gatal, bau dan bersama sahabat,
itu lah rasa yang menguat dalam lamunannya.
Di tengah lamunan pria itu, seekor belalang hinggap diujung kakinya.
Sedikit Semerengah senyumnya, belalang menjadi hiburan baginya.
Dibawa pulang lah belalang itu,
Saat yang sama sang ayah sedang menikmati segelas kopi dengan singkong goreng yang sedikit aga gosong.